Nasional

LP Ma’arif NU: Organisasi Penggerak Tak Akan Berjalan Baik 

Channel9.id – Jakarta. Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) menilai, Program Organisasi Penggerak (POP) meski dievaluasi tak akan berjalan baik.

Pernyataan tersebut menyusul janji Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang akan melakukan evaluasi terhadap POP.

Menurut Ketua LP Ma’arif NU Arifin Junaidi, hal itu karena dalam janjinya, Nadiem tetap mempertahankan organisasi yang sudah lolos POP. Organisasi yang kini dinyatakan lolos tersebut dinilai tidak kredibel.

“Evaluasi hanya basa-basi, lamis-lamis lambe, tidak akan mengubah apa-apa. Apalagi dia mengatakan yang sudah lolos, tidak perlu khawatir. Kalau begitu ini evaluasi macam apa,” kata Ketua LP Ma’arif NU, Arifin Junaidi, Sabtu 25 Juli 2020.

“Intuisi Saya POP tidak bisa berjalan baik, karena organisasi ini (yang lolos) tidak kredibel,” lanjutnya.

Arifin kembali menegaskan, meski ada janji dievaluasi, LP Ma’arif NU, tetap tidak akan bergabung dengan POP.

Meski tak bergabung dalam POP, pihaknya tetap fokus menangani pelatihan ribuan kepala sekolah dan madrasah yang berada di bawah naungan lembaga tersebut. Pihaknya tetap melaksanakan program penggerak secara mandiri.

“Arahan dari Ketua Umum PBNU dan Ketua Bidang Pendidikan agar Kami mundur dari POP dan fokus pada pelatihan kepala sekolah dan madrasah,” kata Arifin.

Arifin mengaku sudah dihubungi Kemendikbud terkait sikap LP Ma’arif NU pascakeputusan evaluasi. Arifin menyatakan putusan LP Ma’arif NU sudah bulat.

“Saya bolak-balik dihubungi otoritas Kemendikbud, Mas Menteri sendiri yang mengubungi bolak-balik, Saya tetap pada sikap Saya, LP Ma’arif NU tetap mundur,” tegasnya.

Untuk diketahui, Program Organisasi Penggerak merupakan salah satu program unggulan Kemendikbud. Program itu bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru penggerak untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peserta didik.

Dalam program ini, Kemendikbud akan melibatkan organisasi-organisasi masyarakat yang mempunyai kapasitas meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai pelatihan. Kemendikbud mengalokasikan anggaran Rp595 miliar per tahun untuk membiayai pelatihan atau kegiatan yang diselenggarakan organisasi terpilih.

Organisasi yang terpilih dibagi ke dalam tiga kategori, yakni Gajah, Macan dan Kijang. Untuk Gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp 20 miliar/tahun/program, Macan Rp5 miliar per tahun/program, dan Kijang Rp1 miliar per tahun/program.

Program Organisasi Penggerak Kemendikbud mendapat sorotan. Pasalnya, tiga organisasi masyarakat besar memutuskan mundur dari program yang dianggarkan senilai Rp595 miliar ini. Ketiga organisasi yang mundur yaitu Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

68  +    =  71