Channel9.id, Jakarta – Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip 2024 berinisiatif menciptakan inovasi pangan dengan pemanfaatan singkong dalam rangka mengentaskan stunting di Desa Wonokerto, Kecamatan Bandar, Batang, Jawa Tengah.
Untuk diketahui, stunting merupakan wujud dari perubahan kegagalan tumbuh kembang pada anak yang menyebabkan pertumbuhan ketidakcukupan nutrisi dan gizi secara jangka panjang. Secara umum, bayi yang mengalami stunting diukur sesuai tinggi badan dan berat badan.
Tetapi secara khusus, faktor yang merupakan ciri dari stunting tersebut lebih kompleks sehingga tidak bisa ditentukan dengan tinggi badan dan berat badan saja, misal keterlambatan dalam tumbuh kembang anak, keterlambatan fisik serta terdapat penyakit pada anak yang lebih berpengaruh. Tidak hanya itu, faktor penyebab kasus stunting bisa secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung, yaitu melalui asupan makanan sedangkan secara tidak langsung, stunting disebabkan adanya ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di masyarakat, misal dalam aspek pendidikan dan sosial ekonomi.
Desa Wonokerto merupakan salah satu desa dengan tingkat stunting paling tinggi di Kecamatan Bandar, terdapat sekitar 15 anak yang dinyatakan stunting.
“Permasalahan yang utama pada saat ini di Kecamatan Bandar terutama Desa Wonokerto adalah stunting. Diharapkan adik-adik KKN nanti bisa membantu ber-inovasi dalam menurunkan angka stunting” ujar Muhammad Nashruddin di acara penerimaan mahasiswa KKN, Juli lalu.
Oleh karena itu, Tim II KKN Undip 2024 berinisiatif menciptakan inovasi pangan dengan pemanfaatan singkong yang merupakan salah satu potensi Desa Wonokerto. Program yang dilakukan ialah pelatihan pembuatan MPASI berupa bolu yang berbahan dasar singkong serta penjelasan manfaat singkong bagi anak stunting. Program ini menyasar pada kader dan ibu-ibu posyandu yang ada di Desa Wonokerto.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2024 di alahman rumah Juono, sebagai Kepala Desa Wonokerto yang diikuti antusias oleh kader dan ibu-ibu posyandu serta anak-anak Desa Wonokerto. Salah satu ketua kader posyandu, Ruaemah mengatakan “Enak mbak. Gak pernah kepikiran singkong dibuat bolu. Bentuknya juga menarik buat anak-anak.”
Pada pelaksanaan program “Bolu Singkong, Nutrisi Tertolong” sesi pertama terdapat sambutan oleh ketua kader posyandu, sesi kedua terdapat penjelasan manfaat singkong untuk pencegahan stunting dan pelatihan pembuatan bolu singkong oleh perwakilan Tim KKN Undip. Sebelum itu para Kader dan Ibu posyandu dibagikan brosur terkait resep pembuatan Bolu Singkong dan sesi terakhir penyajian Bolu Singkong serta dokumentasi.
Harapan setelah adanya program ini, selain mengetahui cara pembuatan bolu singkong juga masyarakat terutama kader posyandu dapat mengimplementasikan menu bolu singkong sebagai program Pemberian Makanan Tambahan untuk anak yang mengalami stunting sehingga angka zero stunting di Desa Wonokerto mampu terwujud dan terealisasi.