Channel9.id-Ukraina. Ukraina menolak seruan Rusia agar pasukannya di Mariupol untuk menurunkan senjata sebelum Senin (21/3/2022) subuh ini. Ratusan ribu orang di kota Mariupol saat ini masih terjebak setelah dibombardir oleh pasukan Rusia setelah dimulainya agresi militer Februari lalu.
Pasukan Rusia telah memerintahkan orang-orang Ukraina di dalam kota Mariupol untuk menyerah pada pukul 5 pagi, menyatakan kalau Rusia akan mengizinkan mereka yang menyerah untuk pergi ke koridor aman.
“Tak ada kata menyerah untuk kami,” ujar Wakil Perdana Menteri Ukraina. “Kami sudah memberitahu pihak Rusia perihal ini,” lanjutnya.
Baca juga: Presiden Ukraina: Wilayah Perbatasan 1991 Harus Kembali Diakui
Serangan Rusia ke Ukraina kini sudah memasuki minggu keempat, dan sebagian besar lini depannya sedang mengalami hambatan. Rusia dilaporkan telah gagal untuk mengambil alih satupun kota besar Ukraina, apalagi kota Kyiv, dan menjatuhkan kepemimpinan Presiden Volodymyr Zelenskiy.
Namun sejauh ini, Rusia terus membombardir daerah-daerah perumahan, dan Kota Mariupol merupakan daerah yang mengalami kerusakan paling parah. Kota yang dihuni oleh sekitar 400,000 warga sipil itu terus bertahan dari bombardir pasukan Rusia, tanpa adanya makanan, tenaga listrik, atau air bersih.
Beberapa orang diizinkan keluar kota oleh pasukan Rusia, namun mereka tak membiarkan bantuan kemanusiaan untuk masuk ke kota tersebut. Ukraina juga menuduh Rusia telah mendeportase beberapa warga Mariupol ke Rusia.
“Turunkan senjata kalia,” ujar Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, direkut Pusat Manajemen Pertahanan Rusia. “Mereka yang menurunkan senjatanya akan dijamin keamanannya untuk keluar dari Mariupol,” serunya.
Mizintsev menuduh “Nazi-nazi” di Mariupol telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah disana, termasuk menembak orang-orang yang mencoba keluar dari kota. Namun pernyataannya ini tak disertai bukti yang kongkrit.
“Apa yang sudah saya lihat semoga saja tak disaksikan oleh orang lain,” ujar Konsultan Jenderal Yunani di Mariupol, Manolis Androulakis setelah ia berhasil pulang dari Mariupol.
“Mariupol akan menjadi salah satu kota yang hancur karena peperangan,” ujarnya.
Dalam perkembangan intelijen terbaru pada hari Senin, Menteri Pertahanan Inggris menyebutkan serangan Rusia ke Kyiv sedang mengalami hambatan.
(RAG)