Channel9.id – Jakarta. Sejumlah tokoh demokrasi yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sipil mengajak semua pihak menyukseskan Pilkada serentak 2020 dengan menggaungkan Pilkada Sehat.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow menjelaskan, gerakan Pilkada Sehat adalah pilihan rasional menciptakan momen kebangkitan bangsa melalui agenda demokrasi.
Agenda demokrasi tersebut yakni, menyelenggarakan pemilu yang demokratis, mempraktikkan disiplin kesehatan secara ketat dan sungguh-sungguh, dan menggerakkan aktivisme sosial ekonomi masyarakat dalam skala besar. Ketiganya harus tetap berjalan secara stimultan.
“Pilkada serentak di 270 daerah ini harus kita sukseskan bersama, karena inilah momentum solidaritas politik untuk kebangkitan nasional melawan pandemi Covid-19. Sudah hampir enam bulan kita melewati ketidakpastian akibat krisis kesehatan yang disebabkan pandemi, lalu kita menghadapi krisis ekonomi dengan pertumbuhan minus yang mengarah ancaman resesi. Kita harus bergerak untuk bangkit bersama melampaui krisis ini,” kata Jeirry saat Launching ‘Gerakan Masyarakat Sipil untuk Pilkada Sehat’ di D Hotel, Jumat (14/8).
Menurut Jeirry, Pilkada Sehat harus menjadi gerakan nyata di masyarakat melalui tahapan-tahapan Pilkada. Salah satu gerakan nyatanya adalah mempraktikkan protokol kesehatan Covid-19 dengan saling melakukan dan saling mengawasi bersama-sama.
“Protokol kesehatan harus dapat diterapkan secara sungguh-sungguh dengan disiplin tinggi pada setiap tahapan pilkada untuk menjamin keselamatan pemilih dan penyelengara pemilu,” ujarnya.
Di samping itu, penerapan Pilkada Sehat mampu membiasakan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di masa New Normal.
“Bisa melakukan adaptasi kebiasaan baru secara konkrit, terukur, dan terawasi melalui pelaksanaan tahapan-tahapan pilkada dan hari pencoblosan secara lebih partisipatif dengan tuntutan sehat jasmani dan demokrasi,” katanya.
Gerakan ini pun meminta masyarakat tak perlu khawatir bila Pilkada dilakukan di masa pandemi Covid-19. Lantaran, Indonesia bukan satu-satunya negara yang tetap melaksanakan pilkada di tengah pandemi.
“Beberapa negara seperti Jerman (Bavaria), Prancis, dan Korea Selatan, tetap melaksanakan pilkada di tengah pandemi,” kata Jeirry.
Terlebih, Indonesia bisa merujuk dan mempelajari pelaksanaan pemilu di masa pandemi, dari negara-negara tersebut.
Bahkan, diselenggarakannya Pilkada Serentak 2020 ini tidak hanya merupakan sarana untuk meregenerasi kepemimpinan politik di daerah, tapi sekaligus dapat memberikan legitimasi politik yang kuat bagi para pemimpin baru di daerah untuk merealisasikan program penanggulangan Covid-19.
“Pada akhirnya, pelaksanaan Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19 dan kondisi tekanan krisis ekonomi sekarang ini akan menguji sejauh mana ketahanan demokrasi (democratic resilience) bangsa ini. Sukses Pilkada Serentak 2020 dapat menjadi instrumen untuk menarik kepercayaan publik dan masyarakat dalam mempertahankan iklim politik yang stabil dan sehat, sekaligus menjadi instrumen untuk mengukur sejauh mana ketahanan demokrasi bangsa kita dalam menghadapi badai krisis berlapis akibat pandemi Covid-19 ini,” katanya.
“Ayo dukung dan jalankan #PilkadaSehat untuk mendorong Indonesia Sehat dan Indonesia Bangkit yang lebih maju dan demokratis!,” pungkasnya.
Adapun gerakan Pilkada Sehat diInisiator oleh Ray Rangkuti (LIMA), Alwan Ola Riantoby (JPPR), Jeirry Sumampow (Tepi Indonesia), August Mellaz (SPD), Arif Susanto (Exposit Strategic), Lucius Karus (FORMAPPI), Aditya Perdana (Puskapol UI), Jojo Rohi (KIPP), dan Ari Nurcahyo (PARA Syndicate).
(HY)