Channel9.id-Jakarta. Indonesia harus melakukan persiapan lebih matang untuk menghadapi risiko penyebaran virus corona, sebagaimana dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mereka khawatir jika Indonesia tidak bisa mendeteksi virus itu. Sebab sampai saat ini belum ada kasus virus corona yang terdeteksi di Indonesia. Padahal negara-negara tetangga sudah melaporkan beberapa orang terjangkit. Saat ini total jumlah kasus itu telah mencapai lebih dari 40 ribu di seluruh dunia, terutama Cina.
WHO meminta pemerintah Indonesia meningkatkan sistem pengawasan, pemantauan, sistem deteksi, serta persiapan lainnya di setiap fasilitas kesehatan yang ditunjuk untuk menangani virus corona.
“Indonesia tengah melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus corona. WHO dan Kementerian Kesehatan RI juga terus berkoordinasi. Pemerintah RI juga mulai menyebarkan informasi terkait virus ini kepada publik dalam beberapa hari terakhir,” ujar perwakilan WHO untuk Indonesia, Dokter Navaratnasamy Paranietharan di Jakarta.
Kendati demikian, Paranietharan mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan sistem pengawasan dan deteksi kasus virus corona. Menurutnya, Indonesia masih perlu memaksimalkan persiapan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ditunjuk khusus untuk menangani kemungkinan kasus virus corona. Terutama terkait pencegahan infeksi, sistem karantina, langkah-langkah pengendalian, terlebih dalam menangani terduga pasien dan pasien positif virus corona.
Paranietharan mengungkapkan kekhawatirannya karena Indonesia belum melaporkan satu pun kasus virus corona di negara berpenduduk 270 juta orang ini. Padahal negara tetangga–seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Australia, Vietnam, dan Kamboja–sudah mengonfirmasi sejumlah kasus virus corona yang terjadi di negara mereka. “Kami [WHO] khawatir karena Indonesia belum melaporkan satu kasus virus corona yang terkonfirmasi,” ujarnya.
Kekhawatiran WHO itu muncul setelah laporan media Australia menyebut Indonesia belum memiliki alat pendeteksi virus corona nCoV terbaru.
Dilansir dari The Sydney Morning Herald, Jumat (7/2), koran Australia, dan The Age mengungkap bahwa Indonesia tak miliki alat tes khusus untuk mendeteksi kasus positif virus corona dengan cepat.
Pemerintah Indonesia hanya mengandalkan alat tes pan-coronavirus yang secara positif bisa mengidentifikasi semua jenis virus dari keluarga corona, termasuk flu biasa, SARS, dan MERS pada seseorang. Dengan alat itu, petugas medis memerlukan waktu hingga lima hari untuk mengurutkan gen demi bisa memastikan apakah seseorang benar-benar positif virus corona nCoV atau tidak.
Tak hanya itu. Kekhawatiran muncul dari seorang warga Australia yang tinggal di Bali, Matthew Hale. Ia khawatir terpapar virus corona. Ia bahkan mengkritik penanganan dan perawatan, termasuk uji lab, yang ia terima dari rumah sakit di Bali. Sejak itu, kekhawatiran adanya kasus virus corona yang tidak terdeteksi di Indonesia kian meningkat.
Seorang ahli virus dari Universitas Queensland, Profesor Ian Mackay menerangkan, jika kasus virus corona tidak ditemukan maka ada risiko infeksi lebih lanjut atau kemunculan wabah baru. Ia berharap bahwa orang-orang cepat melaporkan jika mereka sakit kepada dokter dan rumah sakit, meski belum terlalu serius. Para ilmuwan, kata dia, tidak begitu percaya jika penyakit ini menular melalui udara. Demikian dikutipndari The Guardian.
Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio menyebut Indonesia sudah punya kemampuan untuk mendeteksi virus corona dari Wuhan, China.
Bahkan Amin menyebut sebelum mewabahnya virus corona di sejumlah negara, Indonesia telah mampu mendeteksi virus serupa.
(LH)