Nasional

Mendagri Ajak Berpikir Konstruktif untuk Kedamaian Manusia sebagai Warga Bangsa Majemuk

Channel9.id-Jakarta. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menghadiri acara Webinar Launching Buku dengan tema “Pemeliharaan Politik dan Keamanan di Negara Yang Majemuk Dalam Konteks Kerukunan Antar Umat Beragama” di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (17/08).

Tito berharap agar buku tersebut dapat memberikan pemahaman dan pencerahan yang benar terhadap kesalahan perspektif yang selama ini menimbulkan perpecahan, baik untuk umat muslim maupun non muslim.

“Saya kira untuk menjadi narasi yang bisa meng-encounter atau mencerahkan, baik bagi yang masih awam tentang jihad maupun mereka yang sudah terpengaruh terekspos pemahaman narasi yang membolehkan mereka melakukan qital kekerasan,” ujarnya.

Menurut Tito, agama dibangun untuk membuat nilai-nilai atau norma-norma yang konstruktif. Konstruktif untuk kedamaian manusia dalam konteks Islam Rahmatan Lil’Alamin.

Tito menilai penting mendalami buku ini, lantaran membahas tentang beberapa tingkatan jihad dan berbagai landasan atau syarat jihad.

“Kekuatan agama dapat menjadi kekuatan yang sangat sangat dahsyat yang bisa menghancurkan, atas nama agama orang bisa membunuh yang lain, atas nama agama menghancurkan yang lain dan itu daya hancurnya lebih berat dibanding separatisme, gerakan nasionalisme, kesukuan dan lain-lain, karena sudah menganggap inilah mandat dari Tuhan oleh karena itulah dengan adanya buku mengenai hal ini,” terangnya.

Lebih lanjut Tito mengatakan, buku ini juga menulis tentang fenomena yang seringkali dijumpai yaitu perlakuan non muslim di Indonesia. Bagaimana menyadarkan masyarakat akan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia baik dari segi suku, ras, budaya dan bahasa menjadikan Indonesia bangsa yang unik.

Di lain sisi, sambungnya, membutuhkan pengetahuan management conflict yang ekstra untuk mengatasi potensi konflik lantaran perbedaan tersebut.

“Management conflict setiap perbedaan itu merupakan potensi konflik ini perlu dimanage supaya tidak menjadi pecah menjadi konflik kekerasan,” tegasnya.

Mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Tito pun mengajak para tokoh-tokoh agama untuk mensosialisasikan pentingnya disiplin protokol kesehatan.

“Peran daripada para tokoh ulama ini sangat sangat penting untuk itulah mungkin kita perlu juga melakukan jihad bahkan mungkin fardhu ain yaitu dalam konteks penerapan protokol covid-19 ini agar setiap warga masyarakat itu menggunakan masker, mencuci tangan baik dengan sabun maupun handsanitizer dan juga menjaga jarak,” ajaknya.

Dalam kesempatan itu, Tito juga mengklarifikasi pernyataannya terkait penggunaan air wudhu yang diunggah ke media massa secara tidak utuh.

“Saya sampaikan virus ini adalah virus yang memiliki dua komponen didalamnya protein, diluarnya selaput namanya lipid membran itu selaput lemak. Jadi selama ini akan hancur dengan semua penghancur lemak seperti sabun alkohol klorin dalil lain dipanaskan 56 derajat itu akan hancur lemaknya. Kalau air wudhu saja itu air, air itu tidak menghancurkan lemak sehingga virusnya tidak hancur dengan air, sehingga saran saya cuci tangan dengan sabun dulu baru kita berwudhu saya sampaikan saya juga wudhu minimal lima kali sehari dan selalu saya dahului dengan cuci tangan dengan air sabun. Karena sabun itulah yang menghancurkan lemak,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  18  =  28