Channel9.id – Jakarta. Di penghujung bulan Agustus terjadi fenomena astronomi langka yakni perpaduan Blue Moon dan Supermoon. Fenomena langka ini dapat disaksikan di langit dari berbagai penjuru dunia.
Blue moon (bulan biru) adalah istilah yang digunakan untuk fase bulan khusus. Dilansir dari Space.com, fase bulan sendiri berlangsung selama 29.5 hari, untuk mencapai 12 siklus bulan butuh waktu 354 hari. Sehingga setiap 2.5 tahun, ada bulan yang dalam tahun kalender.
Menurut catatan NASA, blue moon sendiri terjadi setiap dua sampai tiga tahun berdasarkan perhitungan 29.5 untuk siklus harian bulan. Blue moon terakhir terjadi pada 30 Agustus lalu. Sedangkan blue moon selanjutnya akan terjadi 19 atau 20 Agustus 2024.
Blue moon sendiri disebut bukan berarti bulan di langit berubah jadi warna biru. Namun ada momen tertentu dimana bulan berubah menjadi biru. Nasa mencatat bahwa fenomena alam bulan kebiruan terjadi setelah letusan gunung Krakatoa pada 1883 dan melepaskan abu vulkanik 80 kilometer ke atmosfir sehingga menciptakan lapisan yang membuat bulan jadi kebiruan.
Sedangkan Supermoon sendiri terjadi ketika orbit bulan ketika purnama berada di titik peigee dengan jarak bumi-bulan sejauh 363.300 kilometer. Ketika terjadinya fenomena ini maka bulan Nampak lebih terang dan lebih besar dari bulan umumnya.
Baca juga: India kirimkan Foto Permukaan Bulan dari Chandrayaan-3
Nasa mencatat bahwa istilah supermoon pertama kali dipakai pada tahun 1979 dan digunakan untuk menggambar posisi bulan. Istilah ini juga mencakup posisi geometris yang selaras antara matahari-bumi-bulan.
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA-BRIN) menyebut bahwa fenomena Super Blue Moon dapat dilihat mulai pada 30-31 Agustus 2023 tanpa alat bantu khusus.
(FB)