Menko Marves Sebut Pangan dan BBM Jadi Masalah Pokok Inflasi
Ekbis Nasional

Menko Marves Sebut Pangan dan BBM Jadi Masalah Pokok Inflasi

Channel9.id-Jakarta. Saat ini inflasi menjadi momok dunia. Sebagai bagian dari ekonomi dunia, Indonesia akan kena dampaknya. Situasi ini dilatarbelakangi oleh krisis akibat pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina, yang kemudian berdampak kepada ekonomi global. Melihat situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves) Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa harga energi BBM serta pangan bisa naik, dan ini akan disusul oleh kenaikan harga komoditas lainnya.

“Pandemi COVID-19 belum selesai, ditambah lagi konflik Rusia-Ukraina yang diperkirakan masih lama. Ini ada indikasi bahwa harga energi BBM dan pangan akan naik, yang juga akan berdampak pada komoditas lainnya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves) Luhut Pandjaitan, baru-baru ini.

Luhut mengatakan bahwa kendati pertumbuhan ekonomi indonesia menunjukkan tren positif—di mana terjadi peningkatan kinerja investasi hingga ekspor, Indonesia tetap harus hati-hati. “Karena policy yang salah justru bisa berdampak buruk secara nasional, mengingat inflasi sedang menjadi tantangan,” tandasnya.

Selain itu, Luhut menekankan bahwa yang menjadi masalah pokok inflasi ialah pangan dan energi. Ia mengimbau agar semua pihak bergerak kompak untuk menghadapi situasi ini.

“Mengenai pangan, misalnya, jangan sampai pangan kurang. Coba lakukan inovasi apa pun. Nggak harus canggih, pokoknya yang penting nggak kekurangan cabe, bawang, telur, dan sebagainya. Ini kan barang-barang yang bisa kita dapatkan di rumah,” terang Luhut. Ia menambahkan, di empat bulan ke depan, kemungkinan terjadi kenaikan harga pangan dan ini harus diwaspadai. “Terutama daerah dengan kenaikan inflasi yang volitile, seperti Sumatera.”

Kemudian perihal kenaikan harga BBM, lanjut Luhut, pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk mengantisipasinya. “Dananya ada dan semua sedang dipersiapkan, termasuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU), hingga earmark 2% dari Dana Transfer Umum (DTU) (dari Dana Alokasi Umum [DAU] dan Dana Bagi Hasil [DBH]),” jelas dia.

Lebih jauh, Luhut mengatakan bahwa kenaikan harga pangan dan energi bisa memberi second round effect pada kenaikan biaya tranportasi dan logistik pengangkutan barang. “Maka dari itu, penanganan harus dilakukan secara cepat dan terintegrasi sebagaiaman penanganan pandemi, dengan tujuan utama meringankan beban ekonomi masyarakat,” sambungnya.

“Saya minta Gubernur, Bupati, Wali Kota, Pangdam hingga Polri untuk bekerja sama dalam mengantisipasi ketersediaan suplai dan permintaan pangan di daerah masing-masing sampai akhir tahun… Perihal kemungkinan kenaikan harga BBM, perlu juga mendorong sosialisasi dan memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai urgensi kenaikan harga BBM dan langkah pemerintah untuk meringankan beban masyarakat,” imbau Luhut.

“Saya juga minta pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah berkoordinasi dengan Kementerian atau Lembaga terkait untuk mengalokasi bantuan kepada masyarakat melalui bansos atau subsidi sektor transportasi dan UMKM… Saya harapkan bantuan ini tepat sasaran,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  24  =  27