Channel9.id-Jakarta. Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Teten Masduki mengakui UMKM masih kesulitan mengakses kredit maupun pembiayaan. Dari alokasi kredit usaha rakyat Rp 190 triliun yang terserap mencapai Rp129 triliun atau 67,8 persen dari total alokasi. “Problem-nya, saya akui, masih belum mudah bagi UMKM untuk mengakses pembiayaan,” ujarnya, Sabtu, 13 Juni 2020.
Padahal, sumber pembiayaan UMKM dari pemerintah cukup banyak. Selain KUR yang memiliki bunga 6 persen, ada pembiayaan yang disalurkan lewat BLU pemerintah di berbagai kementerian, sebesar Rp30 triliun. Selain itu, banyak perusahaan fintech yang sudah membantu usaha mikro dan kecil yang tidak bisa mengakses perbankan (unbankable).
“Kalau ini disinergikan, yaitu seluruh sumber pembiayaan dari pemerintah dan swasta (fintech), tentu akan sangat besar manfaatnya bagi UMKM (untuk) naik kelas,” ujar Teten.
Menurut Teten, krisis ekonomi akibat Covid-19 ini berbeda dengan krisis di medio 1998. Saat ini, justru UMKM menjadi sektor yang paling terdampak, baik dari sisi pasokan maupun permintaan. Ketika sisi permintaan terpukul, pembiayaan digelontorkan dan relaksasi pembiayaan dilakukan untuk meringankan arus kas usaha kecil menengah berpotensi menjadi kredit macet.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bobby Gafur menyatakan, UMKM yang belum mampu mengakses dana perbankan karena sulitnya memenuhi persyaratan, terutama terkait agunan. “Dengan adanya perusahaan fintech, seharusnya risk profile di perbankan akan terpotong. Di marketplace, kami bisa melihat kinerja UMKM dari trading history yang sudah dihasilkan”, kata dia.