Channel9.id-Jakarta. Sejak pandemi COVID-19 melanda, tampaknya pertumbuhan industri game di dunia kian melesat. Namun, khusus di Indonesia, developer lokal baru bisa menguasai 0,4% pasar dalam negeri. Demikian menurut hasil riset Asosiasi Game Indonesia (AGI) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
CEO & Co Founder Digital Happiness Rachmad Imron bahkan mengatakan Indonesia tertinggal 20 tahun dari para pesaing. Bukan cuma tertinggal dari sisi skill, melainkan juga teknik hingga anggaran produksi dan promosi. Meski begitu, ia optimis pengembang lokal bisa bersaing di pasar nasional.
Baca juga: Netflix Diam-Diam Kembangkan Game VR
Untuk mendukung developer lokal itu, menurut Koordinator Business Matchmaking Kominfo Luat Sihombing, pemerintah telah menjalankan sejumlah program.
“Kami berpikir harus membantu developer game lokal untuk bisa meningkat dari sisi kualitas produksi, bisnis, hingga company. Maka, kami bekerja sama dengan AGI menggelar IGDX,” sambung Luat.
Sebagai informasi, IGDX Academy 2021 merupakan kegiatan mentorship yang menjadi salah satu program utama, yang dimulai dari 16 Agustus hingga November mendatang. Nantinya para developer lokal berkesempatan didampingi selama 13 pekan.
Sementara itu, Wakil Ketua AGI Adam Ardisasmita menuturkan bahwa sejumlah developer saat ini belum menghargai dirinya dari standard pasar. Padahal kualitas mereka tak kalah saing. Untuk mengatasi hal ini, kata dia, satu-satunya cara ialah harus mencari mentor dari luar negeri. Adapun dengan dukungan mentor, setiap studio game nantinya bisa mendapat pandangan baru.
Adam menilai kehadiran IGDX Academy 2021 bisa menyuguhkan kebutuhan para developer, mengenai pelatih profesional.
Ia menjelaskan bahwa pembagian mentor pada program kehadiran IGDX Academy 2021 dibedakan menjadi dua. Game developer kategori menengah akan mendapat mentor lokal, sementara studio game advanced diberikan skala global.
“Satu studio memperoleh dua mentor, yakni produk dan bisnis,” imbuh Adam. Ia menambahkan, program ini di awali frngn pemberian modul untuk pengumpulan data. Kemudian akan dilihat kendala-kendala apa saja yang dihadapi perusahaan.
(LH)