Channel9.id-Jakarta. Pembaruan iOS 14,5 mengharuskan para pengembang meminta izin kepada pengguna untuk melacak perangkat yang sebelumnya bisa dilakukan secara cuma-cuma. Per Jumat (14/5), Twitter dilaporkan mematuhi kebijakan tersebut.
Adapun alasan utama Twittter mematuhi kebijakan itu ialah agar pihaknya masih mungkin mengaktifkan fitur yang bisa menayangkan iklan yang “lebih baik”. Perusahaan ini menyertakan tautan ke “pengaturan” sehingga pengguna bisa memutuskan setuju atau tidak. Sebelum memutuskannya, pengguna akan mendapat penjelasan dari Twitter.
“Buat iklan tetap relevan dengan mengizinkan Twitter melacak data dari pihak lain di perangkat, seperti aplikasi yang Anda gunakan dan situs web yang Anda kunjungi,” jelas Twitter, dikutip dari The Verge.
Baca juga : Pengguna Dengan 600 Pengikut Bisa Jadi Host di Spaces Twitter
Perusahaan juga menyertakan tautan ke pusat bantuan Twitter yang menjelaskan mengapa pihaknya harus meminta izin, termasuk tautan ke Kebijakan Privasi Aplikasi, dan membahas apa yang akan terjadi bila mengaktifkan atau menonaktifkan pelacakan di iOS.
Twitter sejatinya mengkhawatirkan pembaruan kebijakan privasi Apple di iOS 14,5 karena berpotensi berdampak pada pendapatannya. Pasalnya, seperti kebanyakan aplikasi lain, mereka pun melacak perangkat pengguna demi iklan dan pemasukannya. Meski begitu, perusahaan tetap akan manut pada kebijakan tersebut dan akan meminta izin pelacakkan kepada pengguna.
“Kami terus mengharapkan pendapatan total tumbuh lebih cepat daripada pengeluaran di 2021—dengan asumsi pandemi global terus membaik, dan kami melihat dampak dari pembaruan kebijakan privasi iOS 14.5. Seberapa cepat ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk bagaimana menggarap roadmap dan faktor makro ekonomi,” ujar Twitter.
Sementara itu, Facebook dan Instagram mengambil pendekatan yang lebih agresif untuk meyakinkan pengguna. Mereka menekankan kepada pengguna untuk mengaktifkan pelacakkan perangkat—yang dimanfaatkan untuk iklan, guna “membantu Facebook atau Instagram tetap gratis.”
Untuk diketahui, perusahaan seperti Twitter dan Facebook mengandalkan pelacakkan pengguna untuk mendukung bisnis iklan mereka, yang sangat menguntungkan. Meski dinilai menyalahi privasi pengguna, di lain sisi, iklan tertarget ini membikin para pengguna bisa mengakses layanan aplikasi.
Sementara itu, sebagai perusahaan fokus pada penjualan perangkat keras dan layanan langganan, Apple tak terlalu perlu mengkhawatirkan bisnis semacam itu. Adapun kebijakan Apple terbaru ini tentu membikin para pengembang galau.
(LH)