Nasional

Merah Putih Di Merauke, Pesan Mendagri Dari Timur

Channel9.id-Papua. Jelang peringatan ke-77 tahun Kemerdekaan Indonesia, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menancapkan Merah Putih di bumi Merauke, Provinsi Papua Selatan.

“Jadi pada hari ini saya pilih dilaksanakan di timur. Saya ambil di Kabupaten Merauke dan saya sendiri yang hadir. Kemudian besok (13/8/2022) Wakil Menteri Dalam Negeri yang juga anak Papua, Bapak Wempi Wetipo, beliau besok akan memimpin acara di Kota Banda Aceh. Orang Papua juga bisa menjadi pemimpin di Sumatera, di kampung saya di Aceh,” ujarnya..

Tito melanjutkan, mengangkat simbol bahwa orang Papua juga mampu menjadi pemimpin Indonesia. Orang Papua menjadi pemimpin pengibaran merah putih di provinsi paling barat Indonesia, Aceh.

Persatuan, kekompakan yang terus dipompakan oleh mantan Kapolri ini bukan tanpa dasar, di negeri multi, ras, etnis dan keragaman budaya dan religi.

Dari wilayah paling Timur Tito menyampaikan pesan, mewujudkan pembangunan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, bukan karena sumber daya manusia, bukan karena sumber daya alam.

“Tetapi, modal utama adalah keamanan. Tanpa rasa aman, tak akan ada orang datang, tak ada kegiatan pengelolaan sumber daya alam,”tegasnya.

Lebih jauh, Tito mengatakan, gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih juga akan dilaksanakan juga di Jawa Timur. Gelaran tersebut direncanakan bakal dihelat pada Minggu (14/8/2022). Agenda yang digelar di Kabupaten Merauke kali ini merupakan bentuk representasi wilayah di Indonesia. Sebagai implementasi nyata semangat Bhineka Tunggal Ika.

Baca juga: Mendagri Tancapkan Merah Putih di Merauke, Awali Gerakan 10 Juta Bendera

Selain pilihan pada simbol teritoris sebagai wilayah paling timur Indonesia, pilihan Mendagri Tito ke Merauke juga punya benang merah sejarah yang panjang. Di bumi Merauke tempat para pejuang perintis kemerdekaan di asingkan penjajah Belanda, di Digoel. Salah satu pemimpinan itu adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia Moehamad Hatta atau Bung Hatta. Sehingga, Merauke dan Papua, adalah bagian integral yang tak terpisahkan dari Indonesia.

Sebagai perhatian, sering kali terucap oleh orang Papua yang ingin mengubah syair lagu “Dari Merauke sampai ke Sabang, dari timur sampai ke barat.” Pemaknaan simbolis dan historis itu termaknai dari pembukaan dan penancapan serta pembagian 10 juta merah putih di Merauke, sebagai salah satu cara merawat nasionalisme, kebangsaan, dan ke-Indonesiaan.

Tidak sampai disitu, simbol dan pemaknaan historis itu harus menjadi pelecut semangat untuk maju ke depan. Tito, mengingatkan agar seluruh aparatur pemerintahan dengan pemekaran daerah otonom baru Provinsi Papua Selatan, nantinya ada Gubernur dan beberapa bupati, aparat TNI Polri, Kejaksaan dll, semua harus kompak.

Kesatupaduan pemimpin itu penting, karena pekerjaan mengawali (provinsi baru dan nantinya pemekaran kabupaten, sampai pemekaran kampung) bukan pekerjaan mudah. Pekerjaan di awal jauh lebih berat ketimbang melanjutkan apa yang sudah ada, sehingga pesan jaga kekompakan itu memiliki makna yang dalam.

Perspektif masa depan, juga disampaikan oleh Tito kepada para pemimpin di Merauke saat ini. Agar segera ada percepatan pendidikan. Investasi sumber daya insani harus diwujudkan dan Mendagri berharap di Merauke sekolah bisa gratis. Kemudian ada beasiswa bagi mahasiswa asal Merauke dan Papua, sehingga pelaksanaan pembangunan akan berkesinambungan.

“Kelak, bukan tidak mungkin. Jika hari ini dan sebelumnya putra-putri Papua sudah bisa menjadi Menteri, ke depan mereka pun bisa memimpin Indonesia. Dengan cara itu, ke-Indonesiaan menjadi paripurna,”pungkas Tito.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  1  =