Meta Didesak Agar Tak Cari Cuan dari Data Anak-Anak
Internasional Techno

Meta Didesak Agar Tak Cari Cuan dari Data Anak-Anak

Channel9.id. Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat mendesak Meta untuk melakukan perubahan besar terkait bagaimana perusahaan beroperasi. FTC sebelumnya menuding Meta telah melanggar serangkaian perlindungan privasi anak, termasuk Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak (COPPA).

Melalui siaran pers, FTC mengatakan bahwa Meta melanggar kesepakatan terkait privasi, yang dibuat pada 2020 lalu untuk menyelesaikan skandal Cambridge Analytica yang melibatkan Meta. FTC mengungkapkan bahwa rupanya Meta menyesatkan orang tua tentang sejauh mana mereka bisa mengontrol anaknya dalam menggunakan platform Meta. Termasuk terkait dengan siapa anak-anak berkomunikasi melalui layanan seperti Messenger Kids. Selain itu, Meta juga salah menjelaskan mengenai akses data pribadi pengguna yang mereka berikan kepada pengembang aplikasi pihak ketiga.

“Facebook telah berulang kali melanggar janji mengenai privasi… Kecerobohan perusahaan telah membahayakan pengguna muda dan Facebook perlu menjawab kegagalannya,” ungkap Samuel Levine, direktur biro perlindungan konsumen FTC.

Berangkat dari situasi itu, FTC mendesak Meta, Facebook, dan anak usaha lainnya untuk tak memonetisasi data anak di bawah 18 tahun. FTC juga akan melarang Meta meluncurkan produk atau layanan baru tanpa persetujuan pihak privasi independent. Meta juga harus mendapat persetujuan jika ingin menggunakan teknologi pengenalan wajah.

Aturan baru itu akan berlaku untuk Facebook dan platform Meta lainnya, termasuk Instagram, Oculus, dan WhatsApp. Itu juga akan mencakup perusahaan baru mana pun yang dapat bergabung dengan Meta di masa mendatang.

Menanggapi desakan FTC itu, juru bicara Meta Andy Stone menyebut desakan FTC itu sebagai “aksi politik”. Ia menuduh FTC berusaha “merebut otoritas Kongres untuk menetapkan standar industri secara luas”.

“Desakan Ketua FTC Lina Khan untuk menggunakan tindakan apa pun, betapa pun tidak berdasarnya, untuk memusuhi bisnis Amerika telah mencapai titik baru,” ujar Stone pada Rabu (4/5), dikutip dari The Verge. “Kami akan melawan aksi ini dan berharap untuk menang.”

Sebagai informasi, dugaan pelanggaran muncul setelah dilakukan peninjauan secara independen terhadap perlindungan privasi Meta. Peninjauan pertama kali dilakukan pada 2020, dan penilai ditugaskan untuk meninjau apakah perlindungan privasi Meta memenuhi standar FTC. Kemudian didapati, ungkap FTC, penilai “mengidentifikasi beberapa celah dan kelemahan.”

FTC telah meminta Meta untuk menanggapi temuan dan desakan pihaknya dalam waktu 30 hari. Setelah menerima tanggapan Meta, FTC akan memutuskan apakah akan mengubah atau mengadopsi aturan yang diusulkan.

Baca juga: Aturan Eropa Berpotensi Pangkas Pendapatan Meta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  12  =  16