Mohammad Syafei Percaya Pendidikan Bisa Memperbaiki Nasib
Nasional

Mohammad Syafei Percaya Pendidikan Bisa Memperbaiki Nasib

Channel9.id-Jakarta. Membekali kecakapan melalui pendidikan adalah cara untuk memperbaiki nasib. Demikian tutur Profesor Anna Suhaenah, mengutip salah satu gagasan tokoh pendidikan nasional, Mohammad Syafei.

Prod Anna mengatakan bahwa gagasan Mohammad Syafei itu dilatarbelakangi oleh situasi Hindia Belanda (sebelum Indonesia) yang dijajah oleh kolonial Belanda, di mana kaum pribumi diupah oleh pemerintah dengan sangat rendah yakni 2—4 cent saja.

“Dia sangat geram. Di dalam pikirannya, bagaimana orang pribumi bisa memperbaiki nasib? Jawabannya, dengan membekali kecakapan melalui pendidikan,” jelas Prof Anna, Sabtu (19/2).

Berangkat dari keresahan itu, lanjut Prof Anna, Mohammad Syafei lantas mendirikan Indonesisch Nedelandsche School (INS) Kayu Tanam pada Oktober 1926 di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Di sekolah alternatif ini, Mohammad Syafei membangun karakter dengan mengedepankan 3H, yaitu Head, Heart, dan Hand

“Memang karakter apa yang harus dibangun untuk bangsa Indonesia? Kita harus mandiri secara ekonomi, yaitu dengan bersikap rajin, ulet, menerapkan kerja yang disiplin dan teliti,” pungkas Prof Anna. “Dengan begitu, siswa INS Kayu Tanam bisa menjadi orang merdeka dan tak bergantung kepada bangsa lain, waktu itu Belanda.”

Lebih lanjut, Prof Anna mengatakan bahwa gagasan Mohammad Syafei merupakan peletak dasar sekolah kejuruan, yang kemudian dikenal dengan SMK. Adapun INS Kayu Tanam menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat.

“Dia juga ingin pendidikan mampu membangun sikap enterpreneurship,” imbuh dia.

Sebagai informasi, Muhammad Syafei lahir pada 1893. Ia merupakan lulusan Kweekschool pada 1914. Selanjutnya, ia melanjutkan sekolah ke Belanda. Ia memiliki filosofi belajar dari alam dan Kitabullah, yaitu catatan-catatan yang difirmankan oleh Allah kepada para nabi dan rasul. Gagasannya juga mendapat pengaruh dari Arbeit Schulle, Jerman, serta Kerschensteiner dan Dewey. Ia wafat pada 1969.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  6  =