Myanmar Alami Lonjakan Covid-19 Sejak Terjadinya Kudeta
Internasional

Myanmar Alami Lonjakan Covid-19 Sejak Terjadinya Kudeta

Channel9.id-Myanmar. Myanmar melaporkan kalau mereka baru saja mencatat kasus Covid harian tertingginya sejak kudeta 1 Februari, Senin (21/6/2021). Selain itu, ada juga rasa kekhawatiran yang besar karena sistem kesehatan Myanmar yang kian memburuk disertai Junta yang terus menyerang para pekerja medis.

Respon Covid-19 oleh Myanmar jatuh terjun bebas ketika pihak militer mengkudeta pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi, pada 1 Februari.

Rumah Sakit Pemerintah hampir tidak berfungsi, dan  krisis kemananusiaan disana juga semakin memburuk di beberapa daerah seperti misalnya di Kayah dimana ada 100,000 orang yang terlantar karena konflik tersebut.

Baca juga: ASEAN Menolak Pembekuan Penjualan Senjata ke Myanmar

Kekhawatiran akan adanya gelombang Covid baru di beberapa bulan ini semakin membesar dikarenakan adanya varian baru yang lebih mudah menyebar. Lebih dari 3,000 orang Myanmar sudah menjadi korban jiwa Covid-19.

Pada hari Senin, media pemerintah Myanmar mengumumkan ada 546 kasus baru Covid-19 dan tujuh diantaranya meninggal. Masih belum diketahui berapa banyak tes yang sudah dilakukan atau seberapa banyak orang yang sudah divaksin.

Joy Singhal, kepala delegasi Myanmar di Federasi Palang Merah Internasional, mendeskripsikan kenaikan angka kasus Covid-19 tersebut sebagai peringatan keras . “Ini seakan membenarkan kekhawatiran kita kalau virus ini menyebar dengan sangat cepat dan lebih berbahaya dari varian lainnya,” kata Singhal.

“Rumah sakit dan sistem kesehatan Myanmar secara keseluruhan sudah rusak parah dan disaat seperti kita juga harus segera meningkatkan upaya perawatan, tes dan langkah-langkah pencegahan lainnya untuk menangkal skenario terburuk dari pandemi ini,” ujarnya.

Adanya lonjakan tinggi kasus Covid-19 di Myanmar ini juga disebabkan oleh junta Myanmar yang terus menargetkan para dokter. Minggu lalu, media lokal melaporkan kalau mantan kepala program vaksinasi Myanmar, Dr Htar Htar Lin, ditangkap dan dijatuhi beberapa dakwaan, termasuk pengkhianatan tingkat tinggi karena bekerja sama dengan politikus demokrat. Ratusan pekerja kesehatan lainnya juga buron karena memberontak.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  2  =