Nikaragua Putus dengan Taiwan dan Beralih Pihak ke Cina
Internasional

Nikaragua Putus dengan Taiwan dan Beralih Pihak ke Cina

Channel9.id-Nikaragu. Nicaragua memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Taiwan dan memilih menjalin hubungan dengan Cina, Jumat (10/12/2021).

“Pemerintah Republik Nikaragua hari ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan berhenti melakukan kontak atau hubungan resmi,” ungkap Menteri Luar Negeri Nikaragua dalam pernyataannya yang diumumkan dengan bahasa Spanyol dan Inggris.

“Republik Rakyat Cina adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh Cina dan Taiawan adalah salah satu daerah Cina yang terpinggirkan,” tambahnya.

Media pemerintah Cina menyebutkan kalau perwakilan pemerintah dari Cina dan Nikaragua akan mengadakan pertemuan di kota Tianjin pada hari Jumat.

Tak lama setelah itu, Taiwan mengeluarkan respon yang menyatakan kalau mereka merasa “tersakiti dan kecewa” atas keputusan tersebut. Taiwan menyebut Presiden Daniel Ortega telah membuang pertemanan rakyat Taiwan dan Nikaragua.

Namun pemerintah Taiwan juga mengekspresikan perlawanannya.

“Sebagai salah satu anggota komunitas internasional, Taiwan mempunyai hak untuk bertukar dan membangun hubungan diplomatik dengan negara lainnya,” tutur Menlu Taiwan.

Taiwan akan terus mempromosikan “diplomasi pragmatis” untuk mengembangkan ruang internasionalnya dan berusaha untuk mencapai kemerdekaan Taiwan.

Cina menyatakan kalau Taiwan merupakan salah satu provinsinya dan tak mempunyai hak untuk merdeka. Sampai saat ini, Cina terus menekan Taiwan dengan mengambil hati aliansi-aliansi Taiwan, terutama yang berada di Amerika Tengah dan di Kepulauan Karibia. Upayanya terbukti berhasil dengan El Salvador dan Republik Dominika pada tahun 2018 dan Panama pada tahun 2017.

Perwakilan Cina di PBB, Zhang Jun, memberi ucapan selamat ke Nikaragua.

“Kami sangat mengapresiasi keputusan tepat oleh pemerintah Nikaragua, yang sejalan dengan tren dan aspirasi masyarakat saat ini,” kutip cuitan di Twitternya. “Prinsip Satu Cina adalah konsensus yang diterima secara luas di kalangan internasional,” lanjutnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +    =  15