Operasi Offensif Rusia Melambat, Warga Ukraina Mengungsi
Internasional

Operasi Offensif Rusia Melambat, Warga Ukraina Mengungsi

Channel9.id-Ukraina. Operasi ofensif Rusia ke Ukraina masih terus berlanjut namun secara signifikan telah menurun disaat ribuan warga yang ketakutan terus meninggalkan kota-kota yang dibombardir Kremlin, Selasa (8/3/2022). Selain itu dikabarkan juga kalau seorang komandan senior pasukan Rusia telah tewas dalam konflik ini, ungkap militer dan intelijen Ukraina.

Di kota Irpin, di bagian barat laut Kyiv, penduduk kota menyelamatkan dirinya bersama anak-anaknya dan juga hewan-hewan peliharaannya.

“Ini seperti bencana, kota sudah hancur luluh lantah, dan di distrik tempat saya tinggal, saya rasa tidak ada rumah disana yang tak pernah di kunjungi oleh rudal,” ujar seorang ibu muda, sambil menggendong anaknya dengan selimut.

“Kemarin adalah bombardier terparah, dan segala cahaya dan suara yang dating sangatlah menyeramkan, dan semua bangunan bergetar saking parahnya serangan,” lanjutnya.

Intelijen militer Ukraina, menyebutkan kalau pasukan Ukraina berhasil membunuh jenderal Rusia di dekat kota Kharkiv. Ini menjadikan ia menjadi komandan senior kedua yang meninggal karena invasi ini.

Mayor-Jenderal Vitaly Gerasimov, wakil komandan pertama tentara ke-41 Rusia, tewas pada hari Senin lalu, tutur Ketua Direktorat Intelijen Ukraina dalam salah satu pernyataannya.

Staff jenderal Ukraina mengatakan kalau serangan Rusia masih terus berlanjut walaupun dengan laju yang jauh lebih lambat dari sebelumnya.

Menteri pertahanan Rusia masih belum dapat dimintai keterangannya dan pihak Reuters masih belum dapat memverifikasi laporan tersebut.

Invasi Rusia adalah serangan besa-besaran ke Eropa sejak Perang Dunia II, dan telah menyebabkan 1,7 juta orang terlantar, dijatuhkannya beragam sanksi ke Rusia, dan kekhawatiran akan eskalasi konflik ke daerah Barat.

Rusia menyebutkan aksinya ke Rusia sebagai “operasi khusus” yang disebutkan tidak akan menduduki suatu teritori tapi menghancurkan kapabilitas militer tetangganya dan menangkap orang-orang nasional yang dianggap berbahaya.

Dalam diskusi perdamaiannya, Ukraina menolak tawaran Rusia untuk adanya kemungkinan koridor kemanusiaan ke Rusia dan Belarus.

Namun, akhir-akhir ini dikabarkan kalau Rusia menawarkan penduduk kota Sumy dan Mariupol pilihan untuk pindah ke kota Ukraina lainnya, lapor agensi berita Rusia.

Setelah upaya ketiga untuk meredakan pertumpahan darah dalam diskusinya di Belarus, para negosiator memperingatkan tidak akan diskusi terus-menerus sampai solusi ditemukan. Kali ini, Menteri Luar Negeri Rusia dan Ukraina dikabarkan akan bertemu di Turki pada hari Selasa.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada Reuters Moskow akan menghentikan operasinya jika Ukraina berhenti melawan, mengamandemen konstitusinya untuk menyatakan netralitas, mengakui aneksasi Rusia atas Krimea, dan kemerdekaan wilayah separatis yang didukung Rusia.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +    =  3