Channel9.id – Jakarta. Sejumlah organisasi profesi sejarah meminta Kemendikbud membatalkan draf penyederhanaan kurikulum yang menghilangkan mata pelajaran sejarah di SMK dan menjadikan mata pelajaran sejarah dari wajib menjadi pilihan.
Sejumlah organisasi tersebut meminta Kemendikbud menempatkan mata pelajaran sejarah Indonesia dalam kelompok wajib dengan jumlah jam proporsional, yang diberikan untuk semua anak bangsa di semua kelas dan jenjang.
Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumardiansyah mengingatkan Mendikbud Nadiem Makarim jangan sampai memberikan catatan buruk dalam memori guru sejarah.
“Mendikbud jangan sampai diingat dalam memori para guru sejarah dengan catatan yang buruk, hanya karena pada satu periode ada kebijakan yang tidak berpihak kepada mata pelajaran sejarah,” katanya dalam Webinar ‘Urgensi dan Posisi Mata Pelajaran Sejarah dalam Bangunan Keindonesiaan’, Minggu (27/9).
Senada, Ketua Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI) Abdul Syukur mengingatkan kepada Kemendikbud untuk memperhatikan mata pelajaran sejarah. Menurutnya, sejarah penting untuk membangun Indonsia.
“Apa mungkin membangun Indonesia tanpa sejarah? Tentu rasanya sebuah hal yang mustahil,” ujar Syukur.
Baca juga : Presiden AGSI: Mapel Sejarah Digeser Jadi Pilihan, Penjelasan Nadiem Belum Jernih
Sejarah adalah instrument fundamental dalam pembangunan karakter bangsa. Sejarah bukan sebatas romansa masa lalu, melainkan referensi dalam kehidupan dan panduan untuk kita menentukan arah perjalanan bangsa Indonesia.
Ketua Perkumpulan Prodi Sejarah se-Indonesia (PPSI) Raden Mulyadi menambahkan, sejarah juga penting dalam tataran akademik dan praksis.
“Sejarah adalah cara berpikir kritis dalam memilah berbagai informasi,” katanya.
Di kesempatan sama, Sekretaris Dirjen GTK, Kemendikbud, Nunuk Suryani menyampaikan, dirinya tak bisa memberikan penjelasan terkait masalah ini. Nunuk mengelak dengan kembali melempar pertanyaan ini kepada Balitbang, Puskurbuk.
(HY)