Pakar Virolog Sebut Masyarakat Tak Perlu Khawatir Akan Echovirus
Lifestyle & Sport

Pakar Virolog Sebut Masyarakat Tak Perlu Khawatir Akan Echovirus

Channel9.id-Jakarta. Beberapa negara anggota Uni Eropa umumkan kasus kematian bayi yang disebabkan oleh infeksi Echovirus 11 (E-11). Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada rilis jumat (07/07/2023) menyebutkan bahwa per 26 Juni infeksi E-11 dilaporkan terjadi di Inggris, Italia, Kroasia, Spanyol, Swedia, dan Irlandia Utara.

Prancis kasus kematian mencapai Sembilan kasus gagal ginjal dengan tujuh kematian dengan jangka waktu Juli 2022 sampai April 2023 dari empat rumah sakit di Prancis. Kasus Italia menampilkan tujuh kasus kematian bayi dalam rentang waktu April sampai Juni 2023 dengan tujuh kasus. Spanyol per 26 Juni 2023, kasus infeksi E-11 mengharuskan bayi kembar dirawat di unit perawatan intensif bayi dengan laporan satu korban jiwa. Negara-negara yang disebutkan diatas juga melaporkan kejadian serupa yang diderita oleh bayi.

Kendati demikian, WHO telah melakukan assessment potensi kesehatan publik dan menemukan potensi bahaya yang kecil bagi masyarakat. Kendati demikian WHO menyampaikan anjuran untuk praktisi dan layanan kesehatan untuk terus melakukan monitoring serta pelaporan kasus ini.

Sebagai virus, dr. Indra Cahyono, pakar virologi dan dokter hewan, menyebut bahwa E-11 memang berpotensi bahaya lebih kecil. “Di Eropa kasusnya terjadi puluhan, berarti jumlah kasusnya sedikit,” ujarnya. Hal tersebut ia sampaikan dalam webinar Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia MIPI pada Rabu (19/07/2023).

Dokter Cahyono mengingatkan agar masyarakat dan praktisi kesehatan harus memahami fenomena ini agar dapat mempersiapkan penanggulangannya. Hal tersebut juga tercantum dalam himbauan WHO terkait persiapan dan pengetahuan tentang fenomena ini.

E-11 sendiri merupakan virus yang berasal dari Famili Picornaviridae yang berukuran kurang dari 50 nanometer. Sebagai virus dengan Genus Enterovirus, replikasinya terjadi di susu. “Makanya menyebar lewat kotoran,” ucap dr. Cahyono.

Dokter Cahyono turut menjelaskan bahwa virus genus Enterovirus ini secara spesifik menyerang pangkreas dan sel saraf. Jenis virus ini memiliki kedekatan dengan Coxsackievirus yang menyebabkan flu singapura dan Polivirus yang menyebabkan polio.

Ia membandingkan dengan virus penyebab influenza dan covid yang pasti akan hancur jika masuk melalui pencernaan. Dokter Cahyono menjelaskan bahwa virus ini pertama kali ditemukan dalam penelitian Modlin pada 1980. “Modlin mengambil sampel kotoran anak-anak dan menemukan Echovirus ini,” ucapnya saat menjelaskan sejarah virus ini.

Sedangkan deteksi virus ini membutuhkan tes lab melalui pengambilan sampel darah dan uji PCR. “Deteksi semua virus Enterovirus harus lewat PCR dan sampel darah,” ucapnya. Diagnosa melalui visual bisa dilakukan dengan melihat gejala-gejala E-11 di fisik anak.

Salah satu alasan untuk tidak khawatir terhadap keadaan ini adalah ciri khas virus yakni bisa diatasi dengan sistem alami kekebalan tubuh. Hal tersebut ditegaskan oleh Dokter Cahyono. Ia menyebut bahwa manusia memiliki sistem kekebalan yang merupakan hasil kerja ratusan sel.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara Baru Mencegah Penyebaran Virus Berbahaya

Sehingga perlu dilakukan berbagai cara untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi. Menurutnya, kunci makanan sehat adalah mengandung vitamin A, C, dan E. Ia juga menyarankan konsumsi telur rebus karena kandungan vitamin E yang tinggi dan buah alpukat karena mengandung Glutathione yang mendukung kerja sel syaraf.

(FB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  11  =  17