Pangeran Hamzah Bersumpah Setia Dengan Kerajaan
Internasional

Pangeran Hamzah Bersumpah Setia Dengan Kerajaan

Channel9.id-Yordania. Pangeran Hamzah dari Yordania bersumpah setia kepada Raja Abdullah setelah dilakukan mediasi oleh keluarga kerajaan pada hari Selasa (6/4/2021). Dua hari sebelumnya ia ditahan sebagai tahanan rumah karena dituduh mencoba untuk merusak kestabilan Yordania.

Setelah pertemuannya dengan Pangeran Hassan di hari Senin dan keluarga kerajaan lainnya, Pangeran Hamzah menandatangani surat yang mana ia akan menyerahkan segalanya di tangan kerajaan.

“Saya akan menaruh segalanya di tangan yang mulia Raja… Saya akan terus komitmen dengan konstitusi agung Kerjaan Hashemite dari Yordania,” kutip Pangeran Hamzah di surat yang dirilis oleh pihak istana.

Baca juga : Pangeran Hamzah Dianggap Mengganggu Kestabilan Negara

Dikutip dari twit pihak istana, Raja mempercayai Pangeran Hassan untuk mengemban tugas dalam menyelesaikan masalah ini dan setuju untuk menggunakan metode mediasi keluarga untuk mengatasinya.

Sebelumnya di hari Sabtu pihak militer memperingatkan Pangeran Hamzah atas tindakannya yang mengganggu keamanan dan kestabilan Yordania, dan tak lama setelah itu ia membuat video yang mengatakan bahwa saat ini dia menjadi tahanan rumah. Beberapa pejabat tinggi lainnya juga ditahan.

Pihak otoritas di hari Minggunya mengatakan Pangeran Hamzah telah menjalin hubungan dengan kelompok asing untuk menggoyahkan kestabilan Yordania dan Pangeran sudah di interogasi dalam penyelidikan kasus ini.

Pangeran Hamzah, yang merupakan saudara tiri Raja Abdullah dan mantan pewaris tahta kerjaan mengatakan di rekaman suaranya bahwa ia tidak akan patuh dengan perintah pihak kerajaan yang menyuruhnya untuk tetap diam.

“Sudah pasti saya tidak akan mau patuh ketika mereka mengatakan bahwa saya tidak boleh keluar atau mengetweet atau berkomunikasi dengan orang-orang dari luar tapi hanya boleh berkomunikasi dengan orang-orang dari keluarga kerajaan saja,” katanya di rekaman suaranya yang ia kirim ke teman-temannya.

Kasus ini mencoreng nama baik Yordania yang dianggap negara Timur Tengah yang paling stabil di daerahnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  2  =