Channel9.id-Jakarta. Gen Z yang menggunakan internet memang terus meningkat. Namun, tingkat penggunaan Facebook di kalangan mereka menurun.
Hasil studi Pew Research Center mengenai remaja, teknologi, dan media sosial menunjukkan bahwa hanya 32% remaja berusia 13-17 yang menggunakan Facebook. Sebelumnya, persentasi dari hasil survei yang sama di periode 2014-2015 mencapai 71%. Ini mengalahkan penggunaan platform seperti Instagram dan Snapchat.
Jules Terpak, kreator konten Gen Z yang meliput budaya digital, mengatakan kepada TechCrunch bahwa remaja tak lagi menemukan nilai di Facebook.
“Sekarang ada lebih dari lima platform media sosial populer yang bisa digunakan tanpa henti, dan lazim bagi kita untuk menentukan prioritas saat memutuskan untuk menggunakan mereka,” kata Terpak, dikutip dari Tech Crunch (15/8). “Demi waktu dan kewarasan, orang harus mengenyampingkan platform yang minim nilai tambah.”
Terpak berpikir bahwa Facebook hanya punya sedikit tawaran kepada Gen Z. “Saat ini budaya di Facebook sangat jauh dari yang dianggap menarik oleh Gen Z, dan (Facebook) hanya tampak sebagai spam,” katanya.
Bahkan pada 2013, ketika 77% remaja online menggunakan Facebook, remaja masih menilai negatif platform tersebut.
“Kendati Facebook masih sangat terintegrasi dalam kehidupan para remaja sehari-hari, Facebook sering kali dilihat sebagai utilitas dan kewajiban—ketimbang dianggap sebagai platform yang menarik yang bisa dimiliki remaja,” tulis laporan Pew dari 2013. Dalam studi sembilan tahun itu, Pew menemukan bahwa remaja lebih antusias pada platform lain. Kendatipun mereka tidak menggunakannya sesering menggunakan Facebook. Tren ini tetap konstan. Ketika generasi remaja baru bergabung dengan media sosial, mereka hampir benar-benar meninggalkan Facebook.
Temuan baru Pew juga sejalan dengan bocoran dokumen internal Facebook dari “whistleblower” Frances Haugen. Didapati bahwa pada awal 2021 bahwa pengguna remaja di aplikasi Facebook menurun 13% sejak 2019. Persentase ini diproyeksikan terus turun 45% selama dua tahun ke depan. Secara keseluruhan, pengguna Facebook agak stagnan. Adapun penurunan persentase tersebut menjadi berita buruk bagi bisnis iklan Facebook, yang merupakan sumber besar pendapatannya.
“Sebagian besar remaja menganggap Facebook sebagai tempat bagi orang-orang berusia 40-an dan 50-an,” ujar dokumen internal Facebook 2021, dilansir dari The Verge. “Orang dewasa muda menganggap konten di Facebook sebagai hal yang membosankan, menyesatkan, dan negatif.”
Remaja memang bosan dengan Facebook. Namun, mereka masih menggunakan platform Meta lainnya, yaitu Instagram. Penggunaan Instagram ini mencapai 62%, naik dari 52% dari hasil survei 2014-2015.
Sementara itu, kini TikTok digunakan oleh 67% remaja Amerika Serikat (AS). Lalu ada 95% remaja yang mengaku menggunakan YouTube. Angka fantastis ini membuat YouTube seperti platform sosial yang dominan. Namun, sebetulnya platform ini hanya digunakan untuk menonton video dan mendengarkan musik, bukan untuk terhubung dengan orang lain secara online.
Pew Research Center juga bertanya kepada 1.316 remaja yang disurvei tentang frekuensi menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Tampak bahwa TikTok masih mendapat perhatian yang paling besar—di samping YouTube, yang menurut 19% remaja mereka gunakan hampir setiap saat. TikTok sendiri mendapat “perhatian yang hampir konstan” dari 16% remaja, sementara Instagram 10%. Adapun Facebook hanya 2%.
Meski penggunaan yang “hampir konstan” itu mungkin tampak mengkhawatirkan, namun para remaja menyadari bahwa penggunaan media sosial tak selalu memberikan hubungan sosial yang mereka harapkan. Sebanyak 36% remaja berpikir bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial. Sebaliknya, hanya 8% remaja yang mengatakan bahwa mereka merasa kurang menggunakan media sosial.
Jika banyak yang berpikir Gen Z kecanduan ponsel, sebetulnya tak demikian. mungkin salah. Empat puluh lima persen remaja mengatakan bahwa mereka mengaku tak kesulitan untuk melepaskan media sosial.