Paus Fransiskus: Ini Adalah Masa yang Memalukan Bagi Kita
Internasional

Paus Fransiskus: Ini Adalah Masa yang Memalukan Bagi Kita

Channel9.id-Vatikan. Paus Fransiskus mengungkapkan rasa sedih dan malunya dengan ketidakmampuan Gereja Katolik dalam mengatasi kasus-kasus pelecehan seksual anak di Prancis dan menyerukan kepada seluruh pengurus Gereja agar dapat membuat Gereja menjadi “rumah untuk semua orang”, Kamis (7/10/2021).

“Saya ingin mengungkapkan rasa sedih dan duka saya kepada seluruh korban atas trauma yang harus mereka alami dan saya, kita, merasa malu atas ketidakmampuan gereja untuk waktu yang lama ini dalam menyelesaikan isu ini,” tutur Sang Paus di ceramah mingguannya.

Baca juga: Paus Fransiskus Haturkan Doa Untuk Suku Indian Kanada

Sehari sebelumnya, sebuah penyelidikan di Prancis mengungkap kalau para pendeta Prancis sejak tahun 1950 sudah melecehkan sekitar 200,000 anak-anak. Sang Paus mengajak para Katolik di Prancis untuk turut bertanggung jawab agar Gereja dapat menjadi “rumah untuk semua orang”.

“Ini adalah masa-masa yang memalukan,” ujarnya, menambahkan kalau para pendeta harus berusaha ekstra dalam memastikan tragedi seperti ini tidak terulang kembali.

Sebelum dimulainya ceramah mingguan, Paus Fransiskus dan beberapa pendeta dari Prancis yang berkunjung terlebih dahulu berdoa untuk para korban pelecehan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan kalau banyak nyawa yang terguncang, bahkan hancur karena tindakan pelecehan tersebut dan pentingnya penyelidikan ini untuk menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya.

“Sebuah masyarakat dinilai dari kemampuannya dalam menghukum dan mengadili kasus seperti ini, agar dapat mengobati luka para korban, dan lebih penting lagi untuk mencegah kejadian seperti ini terulang kembali,” tutur Macron setelah pertemuannya dengan para pemimpin Eropa di Slovenia.

Jean-Marc Sauve, kepala komisi penyelidikan pada kasus pelecehan ini, menyebutkan kalau Gereja hampir terus melakukan praktik ini selama bertahun-tahun, lebih memilih untuk melindungi citra Gereja daripada para korban yang kebanyakan masih berusia 10-13 tahun.

Puncak pelecehan ini terjadi di antara tahun 1950-1970 menurut laporan dari komisi tersebut, dengan adanya pelonjakan lagi di awal tahun 90an.

Sang Paus juga mengungkapkan rasa terima kasihnya dan memuji para korban yang berani untuk melaporkan  dan menceritakan apa yang sudah mereka alami.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  71  =  72