Channel9.id – Jakarta. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahyamenyatakan keberatan dan protes keras terhadap tayangan stasiun televisi Trans7 dalam program Xpose Uncensored yang mengkritik kiai Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Anwar Manshur. Yahya menilai tayangan yang disiarkan pada Senin (13/10/2025) itu telah melecehkan dunia pesantren yang dimuliakan oleh NU.
“Tayangan Trans7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren yang juga tokoh yang dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama, sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama, menghina hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai mulia yang dipegang teguh oleh dunia pesantren,” kata Yahya melalui rekaman video yang diunggah kanal Youtube NU Online, Selasa (14/10/2025).
Tak hanya itu, Yahya menyebut tayangan tersebut juga mencederai prinsip-prinsip jurnalisme yang benar. Menurutnya, tayangan tersebut merupakan serangan terhadap harmoni dan ketenteraman masyarakat.
“Karena jelas, penghinaan-penghinaan yang dilakukan di dalam tayangan Trans7 tersebut sangat menyinggung dan membangkitkan amarah bagi kalangan pesantren dan warga Nahdlatul Ulama pada umumnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, Yahya mengatakan PBNU menuntut Trans Studio dan Trans Corporation melakukan langkah nyata dan jelas atas tayangan tersebut. Yahya mengatakan langkah itu dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan akibat tayangan tersebut.
“Saya telah menginstruksikan kepada Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan terkait dengan hal ini dan masalah ini harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Yahya menyadari ada pihak yang tidak suka dengan kehadiran NU maupun pesantren. Namun, ia mengimbau kepada seluruh warga NU untuk tetap meneguhkan hati.
“Bahwa di luar sana ada pihak-pihak yang tidak suka kepada pesantren, tidak suka kepada Nahdlatul Ulama, menentang nilai-nilai yang dimuliakan oleh pesantren, semua itu tidak boleh mengendurkan semangat kita untuk berkhidmah dengan ikhlas, ibtigha mardhatillah, untuk mencari ridha Allah Swt semata-mata di dalam upaya mengikhtiarkan kemaslahatan untuk agama, kemaslahatan untuk masyarakat, bangsa, dan negara,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, warganet dihebohkan dengan tagar #BoikotTrans7 usai stasiun televisi Trans7 menayangkan pemberitaan soal Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur (Jatim). Tayangan yang disiarkan dalam program Xpose Uncensored pada Senin (13/10/2025) itu mengkritik ketimpangan ekonomi antara santri dan kiai hingga tradisi yang dianggap tidak mendidik.
Dilihat dari cuplikan video yang disebarkan di media sosial X, tayangan tersebut menyoroti dugaan tradisi santri memberikan amplop berisi uang kepada kiai Ponpes Lirboyo, KH Anwar Manshur. Para santri yang berusia anak-anak itu diperlihatkan berlutut di hadapan kiai sambil memberikan amplop.
Tak hanya itu, Xpose Uncensored juga mengkritik aktivitas para santri yang diminta untuk membersihkan rumah kiai, mulai dari mengepel lantai, mencuci piring, hingga mencuci baju.
Tak lama setelah tayangan itu disiarkan, warganet ramai-ramai menyerukan untuk memboikot Trans7. Mereka menilai tayangan yang disampaikan tidak melalui metode observasi lapangan hingga riset.
“Acara pemberitaan sampah kaya gini memang cara yang paling mudah dan murah. Beritanya dibangun tanpa observasi, riset, wawancara, lalu membuat kesimpulan sesuai yang ada di tempurung kepala mereka,” cuit salah satu warganet di media sosial X seraya menambahkan tagar #BOIKOTTRANS7.
Kisruh di media sosial itu pun membuat Trans7 menyampaikan permohonan maaf terkait tayangan Xpose Uncensored tersebut. Permintaan maaf itu disampaikan kepada keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo.
“Kami dari Trans7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Kyai dan Keluarga, para Pengasuh, Santri, serta Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat,” kata Kepala Departemen Programming Trans7 Renny Andhita dalam surat yang disampaikan ke PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat.
Trans7 menyadari tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Kejadian itu disebut menjadi pembelajaran berharga bagi Trans7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan ulama, kiai dan kehidupan pesantren, khususnya yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program yang tidak relevan.
“Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren. Sekali lagi kami memohon maaf atas kekeliruan Trans7,” kata Renny.
HT