Nasional

Pejabat Marah-Marah di Depan Publik, Peneliti: Perlunya Tes Karakter

Channel9.id-Jakarta. Tindakan marah-marah Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini untuk kesekian kalinya menjadi sorotan publik Indonesia. Banyak yang menyayangkan sikap Risma tersebut.

Peneliti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Profesor Siti Zuhro mengatakan tindakan Menteri Risma mengindikasikan perlunya tes karakter saat menjadi pemimpin di Indonesia.

“Jadi karakter juga harus diuji pas jadi pemimpin, masa hanya tes wawasan kebangsaan saja. Di LIPI saya ikut ngetes juga, nomor satu itu karakter. Pinter saja tidak cukup harus ada perilaku yang bagus. Jadi, jika orangnya impulsive, bahkan bipolar, bahaya juga,” ujar Siti Zuhro dalam webinar yang diselenggarakan MIPI bertajuk “Memahami Pentingnya Etika Penyelenggaraan Negara”, Sabtu (9/10).

Dikatakannya, pemimpin adalah contoh bagi masyarakat. Oleh karena itu, kebijaksanaan saat memimpin adalah keharusan dan harus ditonjolkan.

Baca juga: Risma Terkesan Selalu Marah, PKB: Mending Mundur Saja 

Situ Zuhro pun mengaku, dirinya pengagum Risma karena banyak membuat inovasi saat jadi Wali Kota Surabaya.

“Kita itu saya bersama pak Eko Prasodjo tim penilai di Kemenpan. Saya apresiasi Bu Risma saat membuat inovasi-inovasi di daerahnya. Tetapi saat marahnya terus menerus, agak permanen, agak mengganggu. Harus ada mawas diri, evaluasi diri,” imbuhnya.

Selain itu, Siti Zuhro khawatir jika tindakan Risma melakukan aksi marah-marah akan membawa dampak negatif bagi stigma kepemimpinan perempuan. Apalagi, aksi tersebut dipertontonkan di depan khalayak umum.

“Nanti perempuan kena stigma. Perempuan kalau mimpin marah-marah. Ini juga harus diperbaiki belum terlambat untuk tidak menonjolkan sifat marah-marahnya,” tukasnya.

“Tentu, saya termasuk pendukung Bu Risma karena banyak melakukan inovasi pas memimpin daerah. Tapi harus diingatkan juga. Apalagi perempuan harus memberikan sentuhan-sentuhan dengan keibuannya, kelembutannya,” sambungnya.

Dia pun mengingatkan, menjadi seorang pemimpin atau pejabat adalah amanah dari rakyat dan negara. “Jadi, negara ini bukan milinya sendiri. Hanya sementara, kalo jelek bisa direshuffle. Harus diingat,” ucap Zuhro.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  1  =