Channel9.id-Surabaya. Gubernur Khofifah Indar Parawansa akan menerapkan tes swab PCR (polymerase chain reaction) dengan sistem drive thru dan di perkirakan alat tersebut akan datang pekan ini.
Saat ini, ia bersama para dokter di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim pun tengah berdiskusi dan menunggu kesiapan alat-alat tersebut.
Sistem drive thru swab PCR ini diusahakan Khofifah untuk menangani semakin tingginya orang tanpa gejala (OTG) di Jawa Timur karena terdapat banyaknya pasien yang diketahui terjangkit covid-19 tanpa memiliki gejala klinis.
“Kami harap pekan ini sudah datang alat yang memungkinkan kita bisa melakukan tes PCR secara drive-thru,” ujar Khofifah, di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
khofifah berharap, dengan swab drive-thru di Jatim, maka identifikasi dan penanganan covid-19 bisa dilakukan lebih cepat. Hal itu tentu akan memberikan perlindungan yang lebih ke pada masyarakat.
“Jadi kalau ada lokasi di mana dari hasil tracing teridentifikasi ada orang dikhawatirkan covid-19, tes PCR bisa dilakukan di lokasi itu. Perlindungan yang lebih baik lagi bagi masyarakat,” ujarnya.
Khofifah mengatakan kecepatan identifikasi covid-19 ini merupakan hal penting dan dibutuhkan terutama di wilayah Surabaya Raya, yang menurutnya telah menjadi episentrum penularan corona di Jatim. Wilayah itu meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
Apalagi, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, orang tanpa gejala (OTG) yang menderita covid-19 di wilayah Surabaya Raya, berjumlah 21 persen.
“Kecepatan identifikasi ini penting. Karena jumlah OTG atau carier di Surabaya Raya yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jatim mencapai 21 persen, cukup mengkhawatirkan,” kata Khofifah.
Senada, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa alat yang dimaksud Khofifah tersebut merupakan alat bernama self analizer.
Alat itu berkapasitas sebesar 1.500 tes, dengan begitu menurutnya pendeteksian covid-19, akan dilakukan lebih cepat serta lebih akurat. Alat itu diperkirakan akam tiba di Jatim pada Kamis (30/4) besok
“Jadi tes PCR itu ada dua jenis. Ada yang open, harus dilakukan di tempat tertutup laboratorium karena kalau tidak virusnya akan menyebar. Nah, ini yang closed, yang memungkinkan dibawa ke lokasi-lokasi tertentu,” kata Joni.
Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan PSBB diterapkan karena di tiga wilayah ini jumlah pasien positif corona cukup tinggi.