Nasional

Pemerintah Terjunkan Satgas PKH, Usut Gelondongan Kayu Hanyut saat Banjir Sumatera

Channel9.id – Jakarta. Pemerintah mengusut fenomena ribuan gelondongan kayu ikut hanyut saat bencana banjir di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan saat ini pemerintah sudah menerjunkan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) untuk menyelidiki asal usul ribuan gelondongan kayu yang terbawa arus banjir dalam bencana tersebut.

“Saat ini Satgas Penertiban Kawasan Hutan sudah turun tangan menelusuri dugaan gelondongan kayu yang banyak terbawa arus banjir,” kata Pratikno dalam jumpa pers di Posko Nasional Penanggulangan Bencana di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Ia menyatakan pemerintah terus menelusuri pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran melalui analisis citra satelit.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga memastikan pihaknya segera menurunkan tim untuk menyelidiki kayu gelondongan tersebut.

“Kami secara lisan, besok kami akan rapat bersama untuk menurunkan tim gabungan untuk melakukan proses penyelidikan dan pendalaman terkait peristiwa yang terjadi. Kalau ada pelanggaran hukum, akan diproses,” ujar Sigit.

Cuaca ekstrem telah memicu bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Publik menduga bencana yang menewaskan ratusan orang itu diakibatkan oleh dugaan praktik penebangan liar atau illegal logging.

Asumsi tersebut didasarkan oleh rekaman video yang memperlihatkan tumpukan ribuan potongan kayu ikut hanyut dalam banjir tersebut. Di video lainnya, ribuan potongan kayu tampak memenuhi Pantai Parkit di Kota Padang, Sumatra Barat, setelah banjir bandang terjadi di wilayah tersebut.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @antaranewscom, terlihat tumpukan kayu itu memenuhi area muara dan bibir Pantai Parkit pada Jumat (28/11/2025). Selain tumpukan kayu, berbagai sampah juga terlihat menumpuk di lokasi.

“Pada Jumat (28/11/2025), area muara dan bibir Pantai Parkit tertutup ribuan potongan kayu serta sampah hanyut lainnya. Kondisi ini mengganggu akses nelayan dan mengubah tampilan pantai secara signifikan,” demikian keterangan dalam unggahan itu.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

63  +    =  72