Channel9.id-Ukraina. Pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak dukungan Russia saling menuduh atas tuduhan serangan dan pelanggaran gencatan senjata lainnya pada hari Jumat (18/02/2022), yang membuat ketegangan kembali memuncak atas kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.
Ukraina dan pihak pemberontak saling melempar tuduhan atas serangan artileri dan mortar pada hari Kamis lalu. Hal ini memicu kekhawatiran kalau Rusia, yang telah mengumpulkan 10,000 pasukannya di dekat perbatasan Ukraina, ikut terlibat.
Baca juga: Rusia Tarik Mundur Pasukannya dari Ukraina
Pihak Kremlin menyatakan kalau ia merasa “sangat khawatir” dengan adanya ketegangan di Ukraina dan menyatakan kalau mereka akan mengawasi situasi tersebut dengan penuh perhatian.
Amerika Serikat sendiri menuduh kalau Rusia sedang mencari alasan untuk melancarkan peperangan setelah permintaan agar Ukraina tak akan pernah bisa bergabung dengan NATO ditolak.
Agensi berita Rusia, Interfax, melaporkan kalau Republik Rakyat Donetsk menyebutkan kalau penembakan itu menargetkan desa Petrivske pada pukul 5:30 pagi.
Republik pemberontak lainnya, Luhansk, melaporkan beberapa kejadian penembakan mortar pada Jumat pagi.
Namun dari pemerintah Ukraina sendiri, mereka menyatakan kalau pasukan pemberontak telah menembakkan artileri atau mortar sebanyak empat kali pada hari Jumat. Sebelumnya pada Kamis malam, pemerintah Ukraina menyatakan tak ada rencana untuk menyerang pasukan pemberontak.
Ukraina dan pemberontak dukungan Rusia telah berperang selama delapan tahun dan gencatan senjata antar keduanya kerap kali dilanggar, namun ketegangan kali ini menimbulkan dampak yang lebih besar dari yang sebelumnya, yaitu keterlibatan Rusia.
Majelis rendah parlemen Rusia pada minggu ini meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengakui dua wilayah di Ukraina yang ingin memisahkan diri itu sebagai negara merdeka, sedangkan Uni Eropa mengatakan agar Rusia untuk tidak melakukannya.
(RAG)