Channel9.id-Banyuwangi. Peringati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 2021, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menganugrahkan dua penghargaan sekaligus untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.
Dua penghargaan itu diberikan atas keberhasilan dari Kabupaten Banyuwangi sebagai pembina terbaik tempat pengelolaan pangan (TPP) dan sebagai inovator pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas lewat inovasi Teropong Jiwa alias Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa.
“Terima kasih kepada Pemprov Jatim yang telah mengapresiasi kinerja Banyuwangi lewat penghargaan ini. Ini akan menjadi pelecut semangat kami untuk terus berinovasi agar lebih baik ke depan,” ujar Ipuk, Rabu (7/4/21).
Baca juga : Pemerintah Ambil Alih Pengelolaan TMII
Banyuwangi meraih penghargaan sebagai pembina terbaik TPP untuk kategori rumah makan. Penghargaan tersebut diberikan karena dinilai mampu melaksanakan tugas pembinaan dengan baik kepada tempat-tempat usaha kuliner untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi COVID-19.
Ipuk menjelaskan, Banyuwangi telah melakukan sertifikasi protokol kesehatan untuk hotel, homestay, kafe, restoran, hingga warung-warung rakyat untuk memberikan jaminan keamanan, kesehatan, dan keselamatan bagi para pengunjung maupun pelaku usaha itu sendiri.
Semua yang telah lulus uji protokol kesehatan, di antaranya dilengkapi fasilitas sanitasi yang baik, ada aturan pembatasan fisik, hingga pelayan yang menggunakan pelindung diri, diberikan sertifikat dan disajikan di aplikasi ‘Banyuwangi Tourism’.
“Jaminan protokol kesehatan ini memang kami utamakan di masa pandemi agar pengunjung merasa nyaman saat ke Banyuwangi. Kita tak lagi hanya jualan pesona alam, seni-budaya, dan keramahan warga, tapi juga gaya hidup sehat,” tegas Ipuk.
Sertifikasi serupa juga dilakukan untuk pemandu wisata. Saat ini lebih dari 90 pemandu wisata di Banyuwangi telah mengantongi sertifikasi protokol kesehatan dari Dinas Kesehatan dan Dispudpar Banyuwangi.
Sementara itu, terkait penghargaan inovator pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono menjelaskan, ini diraih lewat inovasi Teropong Jiwa alias Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Teropong Jiwa adalah program pemberian terapi kerja bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Pasien ODGJ yang sudah stabil setelah menjalani serangkaian pengobatan, akan dilatih berbagai ketrampilan kerajianan tangan sebulan sekali. Program ini berjalan sejak 2017.
“Terapi kerja ini bertujuan agar pasien ODGJ tidak mengalami kekambuhan. Mereka bisa lebih fokus dan tidak mudah emosional,” kata Rio, sapaan akrab dr. Widji Lestariono.
Program ini digagas dan dilaksanakan di Kantor Puskesmas Gitik, Rogojampi, sejak 2017 lalu. Saat ini, ada 27 ODGJ yang dilatih di tempat tersebut. Mereka diajari membuat aneka kerajinan tangan, seperti miniatur kapal layar, lampu, gantungan kunci, tas belanja, dan aneka anyaman.