Channel9.id-Jakarta. Perkembangan penanganan mingguan Covid-19 pekan ini terlihat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan perkembangan kasus aktif dan keterisian tempat tidur pada minggu keempat dalam pelaksanaan masa kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Pulau Jawa dan Bali.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, melihat perkembangan yang positif ini, menjadi dasar bagi pemerintah menerapkan perpanjangan kebijakan PPKM dengan berbasis mikro hingga ke tingkat terkecil dalam masyarakat.
“Kebijakan yang diambil dengan memperpanjang PPKM berbasis mikro, hingga tingkat RT/RW diharapkan semakin berdampak positif terhadap perkembangan penanganan Covid-19 di tingkat nasional maupun di Pulau Jawa dan Bali,” jelasnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (09/02).
Baca juga: Satgas: Kasus Mingguan Covid-19 Naik 27,5%
Wiku menuturkan, rasional dibuatnya PPKM berbasis mikro ini adalah mendekatkan intervensi sampai kepada sasaran terkecil yaitu tingkat RT. Sehingga menghindari penerapan yang tidak spesifik kepada sasaran.
“Selain itu , dampak ekonomi dan sosial yang tidak diharapkan dapat dihindari melalui PPKM berbasis mikro ini,”katanya.
Wiku menilai, dampak PPKM Pulau Jawa dan Bali pada perkembangan minggu keempat terlihat perkembangannya kearah yang lebih baik jika dibandingkan 3 minggu pertama yang masih menunjukkan kenaikan. “Pada minggu keempat ini mulai menunjukkan penurunan persentase,” ucapnya.
Lebih lanjut Wiku menjelaskan, data kasus aktif menunjukkan penurunan pada minggu keempat menjadi 15,23% dibandingkan akhir minggu ketiga sebesar 16,24%. Selain itu, persentase keterisian tempat tidur ruang isolasi dan ICU. Untuk ruang isolasi, sejak minggu pertama PPKM angkanya terus menurun hingga totalnya sudah mencapai 10,21% dibandingkan minggu pertama Januari 2021.
Keterisian tempat tidur ruang ICU pada 3 minggu pertama PPKM sempat menunjukkan peningkatan. Namun, di minggu keempat, angkanya perlahan menunjukkan penurunan. Total penurunan, jika dibandingkan awal 2021, sudah mencapai 10%.
“Perkembangan positif ini harus kita pertahankan, dan tentu saja tidak boleh kita berpuas diri terhadap pencapaian ini,” pungkas Wiku.