Channel9.id-Jakarta. Demo besar-besaran telah terjadi di Russia. Demo ini berawal dari penangkapan Navalny. Dilaporkan oleh CNN, ratusan bahkan ribuan orang turun kejalanan untuk membela Navalny. Demo inipun mengalami perlawanan yang keras dari kepolisian Moscow.
Kasus Penangkapan Navalny terjadi pada tanggal 17 Januari 2021. Dia yang baru tiba di Moscow dari Berlin, ditangkap oleh Pemerintahan Russia. Kepolisian Russia mengklaim penangkapan itu dikarenakan kasus pencucian uang oleh Navalny pada tahun 2014, mereka menyebutkan tuduhan itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.
Baca juga : Pelatih Senam Tidak Sengaja Merekam Kudeta di Myanmar
Navalny menuduh Putin ingin membunuh dia setelah sebelumnya Navalny diracuni menggunakan Novichok, yang dulu pernah digunakan untuk meracuni mantan agen mata-mata Sergei Skripal dan putrinya di Inggris 2018 silam. Putin membantah klaim Navalny.
Sementara itu, Gedung Putih meminta pemerintah Rusia untuk membebaskan Navalny dalam sebuah pernyataan yang diposting Sabtu lalu, yang mengecam Kremlin karena “bertahun-tahun memperketat pembatasan dan melakukan tindakan represif terhadap masyarakat sipil, media independen, dan juga oposisi politik”.
“Kami terus berupaya untuk mendukung hak-hak rakyat russia untuk berkumpul secara damai dan juga mendapatkan kebebasan berekspresi. Penangkapan tokoh oposisi Aleksey Navalny, dan perlawanan keras terhadap protes terhadap penangkapan Navalny, adalah bukti pembatasan yang menganggu masyarakat sipil dan pembatasan kebebasan yang mendasar,” dikutip dari statement Gedung Putih.
Presiden Komisaris Uni Eropa Ursula von der Leyen juga mengutuk penahanan Navalny. “Penahanan lawan politik bertentangan dengan komitmen internasional Rusia,” tambahnya.
Hingga sekarang demo ini masih berlangsung di Russia. Kepolisian Russia telah menangkap kurang lebih sekitar 2.600 pengunjuk rasa dari jumlah totalnya yaitu 15.000. Kepolisian Russia juga dilaporkan menangkap istri Navalny, Yulia Navalnaya, namun sudah dibebaskan.
(RAG)