Pencurian Kata Sandi Meningkat di Kawasan Asia Tenggara
Techno

Pencurian Kata Sandi Meningkat di Kawasan Asia Tenggara

Channel9.id-Jakarta. Kaspersky menyebutkan bahwa pada tiga bulan pertama 2021 terjadi lebih banyak banyak pencurian kata sandi di kawasan Asia Tenggara, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pencuri kata sandi beriktikad untuk mencuri informasi akun, yang mirip dengan Trojan perbankan. Namun, bukannya mencegat atau mengganti data, malware ini biasanya mencuri informasi yang sudah ada di komputer, seperti nama pengguna dan kata sandi yang disimpan di browser, cookie, dan file lain yang ada di perangkat yang terinfeksi.

Secara rinci, perusahaan keamanan siber itu mengaku telah telah memblokir sebanyak 776.684 trojan yang dirancang untuk mencuri akun pada kuartal awal 2021. Angka ini naik 25% dari tahun lalu, yang sebesar 620.742 trojan.

“Sementara Indonesia mencatat sedikit penurunan dari 2020 sebanyak 112,255 trojan, menjadi 109,932 di 2021,” ungkap Kaspersky melalui keterangan tertulis, Senin (17/5). Selain itu, ada empat negara ASEAN lain mencatat peningkatan pada deteksi pencuri kata sandi. Singapura mencatat kenaikan tertinggi pada 79%, disusul Malaysia sebesar 61%.

Untuk diketahui, negara-negara ASEAN memiliki pengguna media sosial paling aktif di dunia. Pun tengah mengalami digitalisasi dengan kecepatan tinggi. Bahkan, diprediksi akan ada lebih dari 400 juta konsumen online hingga 2025.

“Oleh karena itu, para pelaku kejahatan siber juga nampaknya akan sangat tertarik untuk mengambil alih akun virtual orang di Asia Tenggara yang penuh dengan data keuangan dan rahasia,” ujar General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong.

Lebih lanjut, para ahli Kaspersky memberi sejumlah tips untuk meningkatkan kekuatan kata sandi dan mengamankan akun. Pertama, unduh aplikasi apa pun dari sumber terpercaya. Perihal kata sandi, periksa kekuatannya. Coba cek apakah sandi pernah bocor secara online melalui “Have I Been Pwned”.

Selanjutnya, perbarui kata sandi secara berkala, paling tidak setiap 90 hari. Kemudian terapkan otentikasi dua faktor agar penjahat siber tak cukup untuk mengakses akun.

Terakhir, coba gunakan solusi keamanan yang bisa mengidentifikasi dan menghentikan para pencuri online mencuri data seperti Kaspersky Total Security.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  1  =