Channel9.id-Jakarta. Akhir-akhir ini, banyak perusahaan teknologi yang berusaha menciptakan perangkat mini. Bersamaan dengan ini, mereka harus membuatnya tetap bertenaga. Ubergizmo melaporkan bahwa para peneliti di Universitas Teknologi Chemnitz menemukan cara untuk menyeimbangkan keduanya.
Para peneliti itu sedang mengembangkan baterai seukuran sebutir garam. Karena ukurannya yang sangat kecil, penggunaannya memiliki potensi yang jauh lebih besar. Baterai ini mungkin bisa memberi daya pada sistem sensor biokompatibel—yakni material untuk menyesuaikan dengan kecocokan tubuh penerima—yang ditempatkan di tubuh manusia.
Baca juga: PLN Siap Pasok Daya Andal ke Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Asia Tenggara
Sebetulnya, ide baterai berukuran kecil ini tak sepenuhnya baru. Di masa lalu, baterai ini sempat dikembangkan. Namun, baterai kecil terbaru ini tak seperti pendahulunya. Baterai ini cukup kuat untuk memberi daya pada perangkat yang lebih besar seperti komputer.
Para peneliti mengklaim bahwa desain baterai mereka terinspirasi oleh gulungan Swiss, di mana lapisan baterai bisa digulung tanpa memakan terlalu banyak ruang. Paling tidak, ini lebih ringkas daripada baterai tradisional yang digunakan di smartphone dan laptop saat ini. Berbicara soal ramah lingkungan, perihal ukuran ini, semakin besar ukurannya, maka semakin besar jejak sampahnya.
Meski begitu, inovasi baterai kecil itu belum ada wujudnya. Maka dari itu, diperlukan waktu sebelum desain dan manfaatnya bisa dilihat atau dirasakan.
(LH)