Ekbis

Penerimaan Negara per Mei 2024 Turun 7,1 Persen, Sri Mulyani Ungkap Penyebabnya

Channel9.id – Jakarta. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan negara pada Mei 2024 mengalami penurunan sebesar 7,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Hingga 31 Mei 2024, pendapatan negara baru mencapai Rp 1.123,5 triliun atau 40,1 persen dari target APBN sebesar Rp 2.802,3 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut penerimaan negara turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp1.209 triliun.

“Ini pendapatan negara kita mengalami penurunan sebesar 7,1 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu itu masih ada pertumbuhan pendapatan sebesar 13 persen,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) yang digelar secara daring, dikutip Jumat (28/6/2024).

Ia merinci, setoran penerimaan negara dari pajak turun 8,4 persen menjadi Rp760,4 triliun dari Mei 2023 sebesar Rp830,5 triliun. Sementara, target pajak tahun ini sebesar Rp1.988,9 triliun dan baru terealisasi 36,2 persen.

“Perlambatan ini dipengaruhi oleh penerimaan bruto sejumlah kelompok pajak yang mengalami kontraksi. Kita lihat, PPh (Pajak Penghasilan) nonmigas (minyak dan gas) terjadi kontraksi minus 5,41 persen karena adanya pelemahan harga komoditas yang menyebabkan perusahaan-perusahaan berada di sektor pertambangan mengalami penurunan keuntungan mereka dibandingkan 2023,” ungkap Sri Mulyani.

Sementara, penerimaan dari kepabeanan dan cukai Mei 2024 mencapai Rp109,1 triliun. Jumlah ini turun 7,8 persen dibanding Mei 2023, yakni Rp118,4 triliun. Setoran bea cukai ini baru 34 persen dari target 2024, yaitu Rp321 triliun.

“Bea masuk ini mengalami kontraksi tipis 0,5 persen, penerimaan bea masuk memang mengalami kontraksi karena rata-rata tarif kita sudah turun atau sangat rendah, penurunan tarif efektif bea masuk kita adalah 1,4 persen menjadi 1,34 persen dan juga penurunan nilai impor sebesar 0,4 persen. Penerimaan cukai juga terkontraksi sebesar 12,6 persen karena turunnya cukai hasil tembakau,” jelas Sri Mulyani.

Selanjutnya, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga susut 3,3 persen menjadi Rp251,4 triliun. Mei 2023, setorannya Rp260 triliun. Target penerimaan dari PNBP 2024 dipatok Rp492 triliun, yang artinya baru terealisasi 51,1 persen.

“Seperti diingat tahun 2023 dan 2022, di mana kenaikan harga komoditas, terutama pada tahun 2022 itu luar biasa tinggi sehingga membukukan penerimaan dari sisi perpajakan (pajak dan bea cukai) maupun PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang cukup tinggi. Ini tentu sesuatu yang perlu untuk terus kita monitor dan waspadai,” jelasnya.

Sri Mulyani menyebut penurunan penerimaan negara pada Mei 2024 dipicu oleh merosotnya berbagai harga komoditas.  Di lain sisi, belanja negara tembus Rp1.145,3 triliun, sementara uang negara sudah dibelanjakan 34,4 persen dari total pagu anggaran 2024.

“Keseimbangan primer masih membukukan positif atau surplus Rp184,2 triliun. Namun, total anggaran kita membukukan defisit Rp21,8 triliun,” tuturnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  6  =  16