Channel9.id – Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkap setidaknya sebanyak 198 pondok pesantren (ponpes) terafiliasi dengan jaringan teroris.
Adapun kelompok radikal itu di antaranya Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), Jamaah Islamiyah (JI), dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Ratusan ponpes tersebut dibagi BNPT menjadi tiga kategori. Kategori pertama, ponpes memang memiliki ikatan dengan kelompok radikal.
Baca juga: 198 Pesantren Terafiliasi Terorisme, PPP Desak BNPT Buka Data
Kategori kedua, ponpes terkoneksi dengan jaringan kelompok radikal karena ketidaktahuan. Kategori terakhir, berkamuflase dengan siasat menyembunyikan identitas dan agendanya.
Pengamat terorisme Soffa Ihsan menilai, tindakan BNPT melakukan kategorisasi terhadap ponpes yang terafiliasi dengan jaringan teroris sangat dibutuhkan. Sebab, Soffa meyakini, ponpes yang terafiliasi jaringan teroris benar adanya.
“Perlu itu, memang sekarang tumbuh pondok pesantren kategori radikal terutama juga yang underground yang condong ke JI dan JAD,” kata Dosen Agama Islam di Universitas Indonesia ini, Senin 31 Januari 2022.
Soffa yang juga merupakan pemimpin Lembaga Daulat Bangsa (LDB) Jakarta ini meyakini bahwa banyak ponpes yang disusupi oleh kelompok radikal. Bahkan, banyak kelompok radikal iitu yang membuat ponpes-ponpes di desa yang masyarakatnya mayoritas NU.
“Ponpes-ponpes ekstrem juga ikut mendirikan model pesantren dan kadang-kadang di desa-desa yang mayoritas NU,” kata Marbot Rumah Daulat Buku (Rudalku) ini.
Soffa menyampaikan, kelompok radikal itu tumbuh mekar termasuk di ponpes Salafi. Hal itu diyakini Soffa berdasarkan pengalaman langsungnya saat mengamati dan melihat puluhan ponpes di Indonesia.
“Saya dulu pernah blusukan di 26 pesantren benget, Pak. Saya blusukan itu tahun 2016, sekarang yaa sudah banyak lagi (ponpes yang berafiliasi kelompok radikal, red),” kata Soffa.
Selama ini Soffa Ihsan dikenal sebagai pengamat terorisme yang juga aktif membina eks napiter dengan menggagas Rudalku yaitu program literasi bagi eks napiter dengan mengajak mereka mendirikan perpustakaan kecil di rumahnya masing-masing.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyatakan masih menemukan adanya pondok pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris. Jumlahnya mencapai ratusan pondok pesantren di berbagai wilayah.
“Ada 11 pondok pesantren yang menjadi afiliasi Jamaah Anshorut Khalifah, 68 pondok pesantren afiliasi Jamaah Islamiyah dan 119 pondok pesantren afiliasi Anshorut Daulah atau Simpatisan ISIS,” katanya dalam pemaparan di Komisi III DPR, Selasa 25 Januari 2022.
HY