Channel9.id – Jakarta. Kuasa hukum DPP Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Bambang Widjojanto menyebut adanya Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, sebagai wujud brutalitas Demokrasi di era pemerintahan Presiden Jokowi yang mengancam proses demokrasi di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana DR Syaifuddin menyatakan, justru peran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengkontruksi partai Demokrat sebagai partai keluarga, membuat perpecahan internal di partai berlambang mercy tersebut.
“Saya melihat sebenarnya itu bersumber dari masalah internal partai Demokrat sendiri, terutama sekali saya tegaskan ini merupakan akibat daripada perilaku politik SBY sendiri yang tidak demokratis, seenaknya mengkonstruksi Demokrat sesuai dengan kepentingan pribadinya, itu brutalitas demokrasi,” ujar Syaifuddin, melalui keterangan tertulis, Senin 29 Maret 2021.
Menurut Syaifuddin, Demokrat semenjak dipimpin SBY kemudian diserahkan kepada putra sulungnya AHY sudah berjalan tidak demokratis, dengan diabaikannya aspirasi dan kepentingan dari para pendiri partai Demokrat.
“Bahwa cukup banyak pendiri-pendiri partai Demokrat selama di tangan SBY itu diabaikan kepentingan politiknya oleh SBY,” ungkapnya.
Akibat dari perilaku SBY tersebut, para kader ataupun pendiri partai yang merasa diberlakukan tidak adil mencetuskan ide untuk menggelar KLB.
Desakan menggelar KLB semakin menjadi ketika pemecatan terjadi kepada sejumlah kader, seperti mantan Sekjen Demokrat, Marzuki Alie, Darmizal, Jhoni Allen yang menjadi motor penggerak jalannya KLB.
“Di situlah letak ketidakadilan ini, jadi sumber pemicu pertama kali ini kenapa misalnya KLB ini terjadi karena persoalan mendasar di internal yang bersumber dari perilaku SBY itu yang tidak wajar didalam berpartai,” kata Syaifuddin.
Syaifuddin juga tidak sepakat masalah internal partai Demokrat menyeret nama Presiden Joko Widodo. Seakan-akan ada intervensi dari istana untuk mengambil alih Partai Demokrat.
“Jadi saya sangat tidak sepakat dengan pertama dia (Demokrat AHY) itu kesannya menyalahkan Jokowi merasa dianiaya oleh pemerintah yang berkuasa sekarang, merasa diancam. Jadi pemecatan-pemecatan terhadap kader senior dan pendiri Demokrat ini lah yang sebetulnya menjadi biang kerok, mengapa KLB ini bisa terjadi,” pungkasnya.
HY