Hot Topic Nasional

Pengamat Sepak Bola: Hasil Kerja TGIPF Kanjuruhan Tidak Soroti Pitch Invasion

Channel9.id – Jakarta. Pengamat Sepak Bola, Rossi Rahardjo memberikan apresiasi kepada hasil kerja Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang memberikan sejumlah rekomendasi terkait Tragedi Kanjuruhan. Namun, dia menyayangkan TGIPF tidak menyoroti kejadian pitch invasion (menyerbu ke lapangan) yang dilakukan suporter Arema sebagai awal mula terjadinya peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang itu.

Adapun Tragedi Kanjuruhan bermula dari masuknya segelintir suporter ke tengah lapangan untuk menemui para pemarin Arema FC, lantaran kecewa akibat kekalahan 2-3 dari Persebaya. Dalam istilah sepak bola, aksi itu disebut pitch invasion.

“TGIPF sudah memberikan rekomendasi yang bagus. Tapi, awal mula terjadinya kejadian pitch invasion, Itu tidak disebutkan Pak Mahfud MD dan teman-teman. Lebih ke aparat kepolisian,” kata Rossi saat dihubungi, Sabtu 29 Oktober 2022.

Baca juga: Ini Kesimpulan dan Rekomendasi Lengkap TGIPF Terkait Tragedi Kanjuruhan

Kendati demikian, Rossi menilai, rekomendasi TGIPF terkait tuntutan Ketua Umum PSSI dan seluruh anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk mundur dan segera mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB), sudah tepat.

Namun, Rossi sebetulnya ragu atas hasil KLB nanti. Rossi menduga, hasil KLB hanya akan memutuskan pergantian Ketua Umum PSSI saja. Padahal, penyakit sepak bola selama ini juga berasal dari para anggota Exco PSSI.

“Hanya saja KLB yang ada sekarang ini hanya untuk menurunkan Ketua Umum PSSI. Dari sisi kami, penyakit sepak bola itu tidak hanya di ketuanya, tetapi jajaranya pengurusnya, dari Exco PSSI,” kata Rossi.

Rossi mengatakan, banyak anggota Exco PSSI yang bermasalah karena merangkap sebagai pemilik klub.

“Bagaimana tidak, seorang Exco merangkap sebagai pemilik klub, pengelola klub. Kita bisa sebut saja dari Barito Putera itu Hasnuyardi. Lalu dari PSIS Semarang Yoyok Sukawi, dari Madura United Haruna Soemitro dan sebagainya,” kata Rossi.

“Bahkan Wakil Ketua PSSI Iwan Budianto pun adalah pemegang saham Arema sebesar 75 persen. Ini baru mencuat. Sebelumnya pemilik Arema dianggap Gilang. Engga juragan 99 itu hanya 16 persen saham. Tapi Iwan Budianto pemilik saham mayoritas,” lanjutnya.

Berdasarkan analisa itu, Rossi pun menilai, langkah paling tepat untuk memperbaiki kualitas sepak bola Indonesia yakni memutus generasi. Semua pengurus PSSI saat ini harus diganti dengan sosok yang benar-benar memiliki kredibilitas dan integritas.

“Nah siapa orang-orang itu? Ayo kita cari bersama. Saya kira masih banyak orang-orang tulus memajukan Sepak Bola di Indonesia,” pungkasnya.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  60  =  65