Ekbis

Pengembangan UMKM jadi Kunci Kemajuan Ekonomi RI

Channel9.id-Jakarta. Indonesia perlu memperbesar porsi dan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan di kisaran 5 persen. UMKM perlu didorong untuk mampu memperbesar skala usahanya, sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor dan investasi.

Direktur Eksekutif Megawati Institute, Arif Budimanta, mengatakan, selama ini pertumbuhan ekonomi nasional masih bertumpu pada konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah.

“Sejak 1990-an, struktur perekonomian masih di konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga belum optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Arif, dalam diskusi di Kantor Megawati Institute di Jakarta, Jumat (12/7).

Menurut Arif,  selama ini usaha besar sudah banyak diberi fasilitas oleh pemerintah. Namun jumlah usaha besar ternyata hanta berkutat sebesar 5000 unit dan hanya menyerap 3.8 juta tenaga kerja. 97% penyerapan tenaga kerja dilakukan oleh UMKM.

Jika UMKM dikembangkan, maka perekonomian bisa bergerak. Ada 62 juta unit usaha mikro, 750 ribu usaha kecil, dan puluhan ribu usaha menengah yang bakal mampu  mendorong peningkatan ekonomi nasional. Pada gilirannya, ujar Arif,  ekspor dan investasi akan meningkat seperti yang diinginkan Presiden Jokowi.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, sebanyak 98,7 persen usaha di Indonesia merupakan usaha mikro, yang menyerap 89,17 persen tenaga kerja domestik serta berkontribusi sebanyak 36,82 persen terhadap PDB Indonesia.

“Perannya masih sangat kecil dalam kegiatan ekspor dan investasi sehingga masih memiliki potensi yang sangat besar,” ujarnya.

Dari simulasi, kata Arif, jika 10 % saja dari UMKM  mengalami kenaikan kelas, hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tembus 7 persen, bahkan mencapai 9,3 persen (yoy).

“Pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen dapat terwujud apabila UMKM diberdayakan. Tentunya hal ini harus dilakukan melalui kebijakan dengan eksekusi yang baik di sektor terkait,” ucap Arif.

Ia menjelaskan, langkah yang harus diambil untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mendorong program UMKM tumbuh dan naik kelas secara intensif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

“Transformasi UMKM ke arah ekspor menjadi wajib dan UMKM juga harus bergerak untuk memproduksi barang-barang substitusi impor, yang selama ini memberatkan neraca perdagangan nasional,” papar Arif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  21  =  31