Pengendalian Covid-19 di Brasil Kian Memburuk
Internasional

Pengendalian Covid-19 di Brasil Kian Memburuk

Channel9.id-Brasil. Awal tahun ini, kota Manaus di Amazonas, Brasil mengguncang dunia ketika dikabarkan rumah sakit disana kehabisan oksigen – menjadikan kota tersebut episentrum Covid-19 di seluruh dunia.

Dua bulan setelahnya, penyebaran virus corona di Brasil kian memburuk. Sekarang, dengan adanya virus corona jenis baru dan angka kematian dan infeksi yang terus naik, ada kekhawatiran kurangnya stok oksigen seperti di Manaus, bisa saja terjadi di seluruh negara bagian Brazil lainnya.

Baca juga : Sistem Kesehatan di Brasil Hampir Tumbang

Angka kematian karena virus corona di Brazil sudah mencapai angka 300,000, hampir sepuluh kali lipat dari angka kematian di Indonesia, dan angka perminggunya mencapai 2,255 yang meninggal dan 513,408 terinfeksi, menurut Universitas Johns Hopkins. Ditengah-tengah lonjakan ini, epidemiologi Fiocruz, Jasem Orellana, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kurangnya stok oksigen, obat inkubasi dan suplai medis dapat membuat rumah sakit di Brasil tumbang dalam beberapa minggu kedepan.

“Tanda-tandanya sangat jelas. Hari ini, Brasil telah menjadi Manaus,” kata Orellana

Menurutnya, kian banyaknya kasus infeksi baru dan pasien-pasien dalam kondisi kritis yang membutuhkan perawatan insentif benar-benar menguras suplai oxigen negara, obat-obatan dan perlengkapan lainnya.

Hampir di seluruh 26 negara bagian di Brasil dan distrik-distrik federalnya, unit-unit perawatan intensif Covidnya semakin kewalahan, dengan beberapa rumah sakit benar-benar sudah penuh. Sampai-sampai add sebuah laporan yang mengatakan ada pasien yang sekarat terbaring di lantai rumah sakit karena saking penuhnya rumah sakit disana. Laporan kematian lainnya dikabarkan karena kurangnya suplai oksigen yang menipis.

Pada kota Campo Bom, di negara bagian Rio Grande do Sul, enam pasien Covid meninggal Jumat lalu dikarenakan adanya masalah pada suplai oksigen di Rumah Sakit Lauro Reus. Para saksi menceritakan pemandangan mengerikan itu saat para dokter teriak minta tolong ketika tangki penyimpanan cairan oksigen habis dalam waktu 30 menit.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  88  =  95