Channel9.id-Jakarta. ChatGPT tumbuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada TikTok. Menurut studi baru dari perusahaan analitik UBS, chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI itu menjangkau lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan pada Januari lalu.
Padahal chatbot ini baru tersedia untuk umum pada 30 November tahun lalu. Popularitasnya ternyata meroket. Dalam bulan pertama peluncurannya, chatbot ini mencatat 57 juta pengguna aktif bulanan, menurut UBS. Adapun di Januari, platform ini sudah dikunjungi oleh sekitar 13 juta pengguna individu setiap hari.
Baca juga: Menkominfo: Setengah Juta Nakes Daftar Vaksinasi di Chabot WhatsApp
Sebagai perbandingan, TikTok butuh waktu sembilan bulan untuk mencapai 100 juta pengguna bulanan, terutama di kalangan generasi muda. Analis UBS Lloyd Walmsley juga menunjukkan bahwa Instagram Meta butuh waktu 2,5 untuk mencapai titik itu.
Meski begitu, perlu dipastikan apakah chatbot bisa mempertahankan popularitasnya dalam beberapa bulan mendatang. “Pertanyaan selanjutnya jelas adalah bagaimana daya tahannya. Mungkin orang-orang hanya sekadar ingin melihat,” ujar Walmsley.
Sebagai informasi, chatbot ChatGPT menanggapi pertanyaan pengguna secara alami seperti manusia. Karena hal ini, para pendidik khawatir palatform ini bisa digunakan oleh siswa untuk menyontek. Meskipun masih memiliki masalah akurasi yang serius karena “ChatGPT punya kecenderungan terkenal untuk menampilkan konten yang bias, berbahaya, dan salah secara faktual,” tulis Tech Review MIT dalam sebuah artikel. Namun, tetap saja tak ada chatbot lain yang kemampuannya sebanding dengan ChatGPT.
Diketahui, ChatGPT membikin eksekutif Google ketar-ketir dan mendorong percepatan pengembangan AI perusahaan. Google dilaporkan sedang mengerjakan sejumlah calon pesaing ChatGPT, termasuk chatbot untuk pencarian. Google sendiri akan memamerkan 20 produk AI tahun ini.
Saat ini ChatGPT bisa diakses siapa saja dengan gratis. Untuk saat ini, OpenAI tak berencana menjadikannya layanan berbayar. Namun, mereka berniat untuk menyediakan paket berbayar dengan seharga $20 (sekitar Rp298 ribu) per bulan, yang menawarkan waktu respons lebih cepat dan akses prioritas ke fitur-fitur baru.