Channel9.id-Myanmar. Pengunjuk rasa di Myanmar akan kembali mengadakan unjuk rasa menuntut dikembalikannya pemerintahan Aung San Suu Kyi dan menyerukan daerah lain untuk ikut beraksi pada hari Senin (5/4/2021).
Menurut para aktivis, enam orang sudah terbunuh dalam seminggu lalu disaat para polisi dan tentara menggunakan tindak kekerasan untuk membubarkan para pengunjuk rasa di unjuk rasa yang disebut “revolusi musim semi” oleh para pengunjuk rasa.
Kampanye dalam membela pemerintah Aung San Suu Kyi itu termasuk kumpul massa, kampanye pembangkangan massal dan juga tindakan unik lainnya di sosial media dilakukan untuk melawan junta militer yang berusaha untuk menguasai pemerintahan Myanmar.
Para pengunjuk rasa mendesak untuk mengkoordinasi tepuk tangan se-Myanmar untuk memberikan apresiasi kepada kelompok pasukan etnis minoritas yang mendukung gerakan anti-coup dan juga para demonstrator muda yang melawan pasukan junta militer di jalanan setiap hari yang juga mencoba untuk melindungi pengunjuk rasa yang terluka.
“Mari kita tepuk tangan selama lima menit pada tanggal 5 April di jam 5 sore untuk memberikan penghormatan kepada Organisasi Etnis Bersenjata dan pemuda-pemuda Gen Z dari Myanmar yang terus berjuang di revolusi ini atas nama rakyat Myanmar,” kata ketua unjuk rasa, Ei Thinzar Maung di Facebook.
Oposisi junta militer menuliskan pesan-pesan di telur paskah pada hari Minggu seperti “kita harus menang” dan “pergi kau MAH” – mereferensikan pemimpin junta Min Aung Hlaing.
Sudah sebanyak 557 orang sudah menjadi korban kekerasan junta militer sejak terjadinya kudeta pada tanggal 1 Februari. Kudeta dan juga tindak kekerasan kepada para pengunjuk rasa memicu negara-negara internasional mengutuk tindakan berdarah itu dan juga menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin junta.
(RAG)