Channel9.id, Jakarta – Kinerja penjualan eceran nasional kembali mencatatkan kontraksi pada Mei 2025. Berdasarkan data Indeks Penjualan Riil (IPR) Bank Indonesia, indeks turun 1,3% secara bulanan (month-to-month/MtM), dari posisi 235,5 pada April menjadi 232,4.
Meski masih negatif, kontraksi kali ini tercatat lebih ringan dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh 5,1%. Perlambatan ini mencerminkan normalisasi permintaan pasca-Ramadan dan Idulfitri, dengan tambahan dorongan dari libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Waisak dan Kenaikan Isa Almasih.
“Permintaan tetap terjaga karena adanya libur bersama HBKN,” jelas Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Rabu (9/7/2025).
Bank Indonesia sebelumnya telah memproyeksikan kinerja penjualan eceran akan menurun ke level 234 pada Mei, dengan kontraksi sekitar 0,6%. Namun realisasinya sedikit lebih dalam, yakni di angka 232,4 atau turun 1,3%.
Secara bulanan, pertumbuhan positif tercatat pada Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (0,8%) dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (0,1%). Sementara itu, kelompok lain menunjukkan perbaikan meskipun masih terkontraksi, seperti:
Suku Cadang dan Aksesori: -1,6% MtM
Makanan, Minuman, dan Tembakau: -1,0%
Peralatan Informasi dan Komunikasi: -8,9%
Subkelompok Sandang: -6,0%
Dari sisi spasial, beberapa kota mencatat perbaikan signifikan. Semarang (termasuk Purwokerto), Makassar, dan Manado mengalami pertumbuhan masing-masing 2,7%, 5,9%, dan 6,1% MtM setelah sebelumnya terkontraksi dalam. Denpasar juga mencatat akselerasi dari 6,7% menjadi 8,0%.
Bandung, Jakarta, dan Banjarmasin meski masih minus, memperlihatkan kontraksi yang mulai mereda, masing-masing -3,4%, -3,9%, dan -0,8%.
Secara tahunan (year-on-year/YoY), IPR Mei 2025 justru mencatatkan pertumbuhan positif 1,9%, membaik dari kontraksi 0,3% pada April. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penjualan pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Barang Budaya dan Rekreasi.
Dari sisi inflasi, Bank Indonesia memproyeksikan tekanan harga dalam tiga bulan ke depan (Agustus 2025) akan menurun, terlihat dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) ke level 139,6 dari sebelumnya 141,9. Namun, tekanan harga diperkirakan meningkat pada November 2025, dengan IEH naik menjadi 151,3 dari 144,5.