Channel9.id-Jakarta. Penjualan produk pembersih sanitasi meningkat di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19. Pandemi kerap memicu panic buying bagi sejumlah orang, baik via e-commerse maupun di pasar offline. Bahkan, peningkatan penjualan secara online untuk produk sanitasi bisa meningkat sampai 500%.
Sebuah laporan dari perusahaan enabler e-commerce, Sirclo, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penjualan produk handsanitizer atau sanitasi via online. “Seiring dengan himbauan pembatasan fisik, toko online terus mengalami lonjakan pengunjung dengan penjualan yang lebih tinggi lagi. Menurut data penjualan brands yang kami fasilitasi melalui marketplace, empat kategori produk sanitasi yang mengalami lonjakan permintaan dan penjualan masih menempati posisi teratas pada bulan Maret,” tutur CEO dan Cofounder Sirclo Brian Marshal.
Sampai minggu ketiga Maret, lanjut Brian, penjualan hand sanitizer mengalami peningkatan sebesar 585%. Sabun cuci tangan mengalami peningkatan penjualan 355%, dan produk vitamin mengalami peningkatan sebesar 242%.
Salah satu sorotan dari fenomena ini adalah adanya lonjakan penjualan dari penyanitasi tangan merk Antis, salah satu klien Sirclo, pada Tokopedia yang terjadi pada tanggal 23 Maret lalu. “Hanya dalam 42 menit semenjak produk diunggah, tercatat sekitar 72.000 unit yang terjual,” lanjutnya. Di samping itu, peningkatan penjualan tertinggi terjadi pada produk tisu basah, sebesar 587%.
Berdasarkan data penjualan yang ada, tim Sirclo memprediksi bahwa di antara 4 produk high-demand ini, tisu basah akan mengalami peningkatan tertinggi dalam waktu mendatang, sebesar 719,63%. Selain itu, handsaitizer juga diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 640,95%. Kemudian diikuti oleh peningkatan penjualan produk sabun tangan sebesar 440,26% ,serta produk vitamin sebesar 308,72%.
“Fenomena panic buying ini akan menyebabkan ketidakseimbangan jumlah distribusi stok, terutama untuk yang membutuhkan. Di sini, Sirclo sebagai e-commerce enabler tidak hanya punya tugas membantu brand dan bisnis berjualan secara online, namun juga menjaga agar distribusi barang seimbang dan menghindari konsekuensi negatif di masa pandemi ini, seperti peningkatan harga yang ekstrim,” jelas Brian.
(LH)