Techno

Penularan Covid-19 dari Permukaan Benda Disebut Kecil

Channel9.id-Jakarta. Studi terbaru dari Universitas Pavia, Italia menunjukkan bahwa risiko penularan virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 melalui permukaan benda dinilai rendah.

Penelitian dilakukan berangkat dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan profesor mikrobiologi dari Universitas Rutgers, New Jersey, Amerika Serikat. Penelitian ini menyebutkan bahwa kemungkinan penularan melalui permukaan benda mati sangat kecil.

Profesor yang meneliti, Goldman, pun mengakui bahwa penelitiannya tidak menyajikan skenario penularan SARS-CoV-2 lewat permukaan yang mirip dengan situasi kehidupan nyata. Dari sini, ia berkesimpulan bahwa SARS-CoV-2 tidak bisa dikultur dari permukaan.

Berangkat dari fakta tersebut, para peneliti Italia merasa sangsi lantaran penelitian itu di lingkungan laboratorium yang terkendali. Mereka kemudian terdorong untuk melakukan studi lanjutan di ruangan pada kehidupan nyata.

Korespondensi yang dibuat oleh Mario Mondeli dkk itu dilakukan setelah melakukan dua studi sekuensial, dilansir dari The Lancet.

Pertama, studi dilakukan pada permukaan benda mati di bangsal rumah sakit rujukan Covid-19 di Italia utara. Kedua, studi dilakukan di ruang gawat darurat dan sub-bangsal perawatan intensif yang menerima pembersihan rutin.

Dari kedua peneliti didapati bahwa upaya peneliti untuk membiakkan SARS-CoV-2 tidak berhasil. Sehingga, perlengkapan dan permukaan tidak terkontaminasi virus dalam konsentrasi yang layak.

Pebeliti pun menemukan bahwa kontaminasi lingkungan yang menyebabkan penularan SARS-CoV-2 tidak mungkin terjadi di kehidupan nyata. “Data ini akan mendukung pendapat Goldman bahwa kemungkinan penularan melalui permukaan benda mati lebih jarang daripada yang diketahui sebelumnya,” terang Mondelo dkk.

Tak hanya itu, penularan lewat benda mati juga tak akan terjadi bula protokol Kesehatan diterapka guna pencegahan infeksi.

Ketahanan SARS-CoV-2 di Permukaan Benda
Penelitian Goldman berupaya membuktikan penelitian sebelumnya yang menyebut bahwa virus corona strain 229E busa bertahan selama 3-6 jam di permukaan benda. Disebutkan bahwa virus bertahan di permukaan, tergantung benda yang diuji.

Baca juga : Strain Baru Virus Corona Mendominasi

Kemudian, virus corona strain OC43 bertahan selama 1 jam setelah mengering di sejumlah permukaan termasuk aluminium, sarung tangan bedah lateks steril, dan spons steril.

Namun, ketika direkayasa sedemikian rupa, Goldman mendapati bahwa tidak ada SARS-CoV yang terdeteksi pada permukaan. “Menurut pendapat saya, kemungkinan penularan melalui permukaan benda mati sangat kecil,” tulisnya di jurnal yang ia tulis.

Pada Februari lalu, Badan Kesehatan Amerika Serikat (CDC) sempat menyebut bahwa SARS-CoV-2 bisa bertahan 5 menit hingga 9 hari di benda mati. Karenanya, CDC berkesimpulan bahwa seseorang bisa sajabtertular Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang tertular virus lalu menyentuh mulut, hidung, atau mungkin matanya sendiri. Namun, itu tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus.

Pernyataan itu berdasarkan penelitian mereka terhadap virus corona yang mewabah sebelumnya, SARS dan MERS. Namun, virus bisa dihilangkan dari permukaan benda jika dilakukan disinfektan.

Taj Hanya itu, pada Maret lalu, Laboratorium virologi National Institutes of Health di Amerika Serikat (AS) pun menguji coba ketahanan virus corona hidup di permukaan benda.

Hasilnya, virus itu disebut bisa bertahan hingga tiga hari pada benda berbahan stainless steel dan plastikm bahan ini disebut sebagai tempat tinggal favorit virus itu. Sementara benda seperti tembaga, paling tidak disukai oleh virus corona. Sebab, virus itu menghilang dalam waktu empat jam. Sedangkan di udara, penelitian menunjukkan virus corona mampu bertahan selama sekitar tiga jam. Hal ini diketahui setelah tim NIH melakukan uji coba dengan menempatkan virus tersebut di beberapa benda.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  12  =  18