Channel9.id – Jakarta. Polisi telah menahan orang yang diduga menjadi penyebar data pribadi Denny Siregar, Febriansyah Puji Handoko.
Berdasarkan pemeriksaan, Febri mengaku karyawan outsourcing Customer Service Telkomsel. Febri mengaku membocorkan data pribadi Denny karena bersimpati pada akun @opposite6890. Pun Febri marah karena pernah dibully pendukung Denny.
Menanggapi hal itu, Dosen Univesitas Indonesia Ade Armando tidak menerima alasan Febri, melakukan itu karena sakit hati. Menurut Ade, Febri seharusnya tidak bekerja sendirian dalam membocorkan data pelanggan hanya karena alasan sakit hati.
Ade menduga, kasus penyebaran informasi pribadi Denny Siregar yang kemudian dimanfaatkan untuk menteror Denny dan keluarganya semakin menunjukkan bahwa ini bukan sekadar serangan personal.
Menurut Ade, Febri mengirimkan data kepada seorang aktivis teror virtual profesional yang berpindah-pindah tempat di luar negeri yang keluarganya dibiayai oleh Haikal Hassan.
“Tidak masuk akal kalau seorang Customer Service outsourcing bisa dan berani mengakses data pribadi pelanggan dan mengirimkannya kepada seorang aktivis teror virtual profesional. Febri bukan lone wolf. Hampir pasti dia bekerja bersama di dalam Telkomsel. Sangat mungkin dia memiliki atasan yang mengetahui dan melindunginya. Febri pasti tahu risiko pembocoran data pribadi,” kata Ade dalam rilis yang diterima, Senin (13/7).
Karena itu Ade menilai, hampir pasti Febri adalah bagian dari sebuah jaringan Islam radikal. Terlebih, isi postingan medsosnya menunjukkan kebenciannya pada kelompok pluralis seperti NU dan Banser. Sebaliknya, Febri mendukung islam radikal seperti HTI.
Menurut Ade, bila perkiraanya benar, apa yang dilakukannya adalah bagian dari tindakan sistematis dan terencana.
“Dalam jejak digitalnya di medsos, Febri – dengan nama akun @Brians_AFC – berulangkali memaki-maki NU, Banser dan membela HTI. Ia pernah menyebut NU bangsat, Banser anjing,” lanjutnya.
Selain itu, Ade menyatakan, adanya kasus ini kembali mengkonfirmasi dugaan dan tuduhan bahwa Telkomsel adalah salah satu lembaga yang disusupi atau bahkan dikuasai kaum radikal.
“Dengan kata lain, kemungkinan besar ada Febri-Febri lain baik di jajaran Customer Service, Staf, manajer atau bahkan Direksi Telkomsel yang setiap akan memanfaatkan posisinya untuk kepentingan Islam radikal,” ujarnya.
Bahkan, keberadaan @opposite6890 ini dan keluarganya yang dibiayai Haikal Hassan mengkonfirmasi bahwa ini memang bagian dari gerakan lebih besar yang memperjuangkan Islam radikal dan berusaha menggerus pemerintahan Jokowi.
“Gerakan ini akan berusaha menghabisi aktivis-aktivis pro NKRI dan pemerintah Jokowi dengan segala cara. Karena itu, pembongkaran kasus ini seharusnya tidak berhenti pada Febri. Ada kekuatan jauh lebih besar di belakang Febri. Mereka berniat menghancurkan Indonesia,” pungkasnya.
(HY)