Channel9.id-Jakarta. Perang dagang diantara Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin memanas, membuat harga emas menjulang tinggi. Tudingan Presiden AS Donald Trump China melakukan pelemahan mata uang, berpotensi membesarnya api perang dagang antara kedua negara raksasa itu.
Harga emas spot di pasar global menguat hingga US$ 1.463,23 per troy ounce pada Senin (5/8) malam, setelah Trump dalam akun Twitter-nya menyebut China “manipulasi mata uang”. Harga terakhir emas di pasar spot global itu merupakan harga tertinggi sejak 6 Mei 2013 atau 6 tahun lalu.

“China sudah menurunkan nilai mata uangnya ke level terendah secara historis. Hal itu disebut “manipulasi mata uang”. Apakah Anda mendengarnya the Federal Reserve? Hal ‘ini’ adalah pelanggaran utama yang akan melemahkan [mata uang] China dalam jumlah besar seiring waktu,” cuit Trump.
Selain menyerang China, Trump pun kembali menekan bank sentral AS, The Fed, untuk segera melanjutkan tren penurunan suku bunga untuk menghadapi perang dagang. Trump untuk kesekian kalinya kembali melakukan tekanan terhadap Gubernur The Fed, Jerome Powell.
Sementara itu, mata uang yuan China hari ini turun menembus level 7 yuan per dolar AS atau 7,04 per dolar AS. Hal ini mengindikasikan China melakukan serangan balik terhadap langkah AS sebelumnya. Biasanya, negeri tirai bambu sengaja melemahkan mata uangnya demi meningkatkan ekspor ke negara lain.
Pada perdagangan awal Agustus, yuan masih 6,89 per dolar AS, dan pada Jumat (2/8) naik tipis menjadi 6,93 per dolar AS. Langkah itu dinilai sebagai balasan Xi JinPing terhadap bersikerasnya Trump mengenakan tarif impor tambahan 10% terhadap US$ 300 miliar produk China, yang digaungkan Trump pekan lalu dan berimbas pada melemahnya pasar keuangan global hingga kemarin.
Semakin memanasnya perang dagang AS-China, menjadi sentimen utama yang kemudian mendongkrak naiknya harga emas sejak pekan lalu. Ketika situasi ekonomi global tidak menentu, emas dianggap lebih aman atau safe haven.