Perbedaan Wahana Bawah Laut dan Kapal Selam
Internasional

Perbedaan Wahana Bawah Laut dan Kapal Selam

Channel9.id – Jakarta. Titan merupakan wahan Submersible yang memiliki perbedaan fundamental dengan kapal selam dalam kapasitasnya.

Kabar tragis mengenai wahana penyelaman milik OceanGate telah menjadi perhatian banyak pihak dalam beberapa pekan ini. Pasalnya kapal tersebut dikabarkan hilang kontak dengan daratan dan mengalami ledakan. Dampaknya lima penumpang, termasuk CEO OceanGate dinyatakan meninggal dunia.

Guardian memberitakan bahwa wahana penyelaman yang bertujuan untuk melihat bangkai Titanic ini telah diangkat. Tragisnya, ditemukan sisa-sisa tubuh manusia didalamnya. Laporan ini disampaikan oleh satuan penjaga pantai Amerika Serikat. Temuan ini akan dibawa ke pihak berwajib terutama petugas kesehatan untuk proses otopsi. Sedangkan tubuh Titan yang berwarna putih tiba di dermaga Newfoundland, Kanada.

Titan sendiri sebenarnya bukanlah wahana kapal selam (Submarine) melainkan wahana penyelaman (Submersible). Meskipun terkesan memiliki kesamaan, keduanya memiliki perbedaan di kapasitas, tujuan operasinya, dan tingkat otonomi wahana. Sebagai wahana submersible, Titan harus memiliki mother ship untuk peluncuran dan pemungutan. Sedangkan kapal selam adalah wahana otonom yang dapat meninggalkan dan berlabuh tanpa dukungan kapal lain.

Hal tersebut membuat submersible jauh lebih kecil. Jika kapal selam dapat berukuran beberapa kilometer, sepanjang lapangan bola, submersible hanya sebesar minibus atau mobil van. Kapal selam dalam menyelam selama berbulan-bulan sedangkan submersible amat terbatas dengan maksimum cadangan oksigen selama sepuluh jam.

Hal tersebut dijelaskan oleh Edith Widder, seorang oceanographer, yang menyebut bahwa kapal selama memiliki kekuatan lebih besar sedangkan submersible jauh terbatas.

Baca juga: Tim Penyelamat Kapal Selam Titanic Lacak Suara dari Bawah Laut

Pada umumnya, submersible digunakan untuk melakukan penelitian dasar laut. Biasanya beroperasi nirawak sebagai drone yang dikendalikan real-time atau telah terprogram. Masalahnya pada Wahana Titan, Oceangate tidak mendapat sertifikasi khusus sehingga tidak ada regulator yang mengawasi standar operasional presedur keselamatannya. Salah satu bentuk design yang bermasalah adalah pemilihan untuk menggunakan controller game seharga 30 dollar Amerika untuk kendali kapal.

Kendati demikian, Titan bukanlah submerible berawak pertama yang terjun ke lapangan. Submersible sendiri disebut telah sering digunakan untuk penjelajahan bawah laut dan penelitian. Pada tahun 1960, wahana submersible bathyscaphe Triesta yang diawaki oleh Letnan Angkatan laut Amerika serikat pertama kali berhasil mencapai Challenger Deep atau sekitar tujuh mill dibawah laut. Wahana tersebut bertugas untuk menemukan hilangkan kapal selama nuklir Amerika USS Thresher pada 1963.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

70  +    =  76