Channel9.id-Sudan. Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengumumkan kalau ia mengundurkan diri dari jabatannya, Senin (3/1/2022). Pengunduran diri ini terjadi setelah enam minggu lalu ia kembali ke kursi perdana menteri sebagai bagian dari kesepakatan dengan pihak junta, yang ia kira dapat menyelamatkan kepemerintahan transisi menuju demokrasi.
Baca juga: PM Sudan Capai Kesepakatan dengan Junta, Hamdok Kembali Menjabat
Hamdok, yang telah gagal untuk menamakan kepemerintahannya setelah unjuk rasa yang berkelanjutan terhadap kudeta junta pada bulan Oktober, menyebutkan kalau diskusi meja bundar dibutuhkan untuk menghasilkan kesepakatan baru untuk transisi politik Sudan.
“Saya memutuskan untuk mengembalikan tanggung jawab yang saya emban dan saya umumkan pengunduran diri saya sebagai perdana menteri, dan memberikan kesempatan untuk pria maupun wanita dari negeri terhormat ini … untuk melanjutkan sisa-sisa periode kepemerintahan transisi ke negara kerakyatan yang demokratis,” ucap Hamdok dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Pengumuman ini membuat masa depan politik Sudan semakin tak dapat ditebak, setelah tiga tahun digulingkannya Omar al-Bashir.
Seorang pakar ekonomi dan juga mantan pejabat PBB itu secara luas dihormati oleh komunitas internasional. Hamdok menjadi perdana menteri dibawah kesepakatan pembagian kekuasaan antara militer dengan pemerintah sipil setelah digulingkannya Bashir.
Dikudeta dan dijadikan tahanan rumah oleh militer saat kudeta 25 Oktober, Hamdok sempat dikembalikan ke jabatannya pada bulan November.
Namun kesepakatan kembalinya dia diprotes oleh koalisi sipil yang sebelumnya mendukung dirinya. Selain itu ia juga diprotes oleh rakyat yang terus melakukan unjuk rasa besar-besaran terhadap kepemerintahan junta.
(RAG)