Channel9.d-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan titik kontraksi perekonomian Indonesia pada kuartal II tahun ini akan berada di level 3,8 persen atau dalam kisaran minus 3,5-5,1 persen akibat pandemi Covid-19. “Di kuartal II kami menggunakan titik di minus 3,8 persen atau dalam range antara minus 3,5 persen hingga minus 5,1 persen,” ujarnya, Kamis, 9 Juli 2020.
Sri Mulyani menyatakan untuk ekonomi Indonesia pada kuartal I yang hanya mampu mencapai 2,97 persen sudah termasuk penurunan cukup drastis karena rata-rata mampu tumbuh hingga 5 persen. “Ini penurunan cukup tajam dibandingkan rata-rata pertumbuhan yang berada di atas 5 persen,” kata dia.
Oleh sebab itu, dia menuturkan pertumbuhan ekonomi nasional untuk semester I tahun 2020 akan berada di kisaran minus 1,1 persen hingga minus 0,4 persen akibat pelemahan pada kuartal I dan II.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus berusaha mendorong perekonomian sehingga terjadi pemulihan pada kuartal III yang diperkirakan membaik yakni sekitar minus 1 persen hingga tumbuh 1,2 persen. Untuk kuartal IV, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksikan akan berada di kisaran 1,6 persen sampai 3,2 persen. “Oleh karena itu nanti proyeksi ekonominya, kami masih bisa mencapai range yang mendekati nol persen atau bahkan positif yaitu antara minus 0,4 persen hingga tumbuh 1 persen.”