Channel9.id, Jakarta. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan mobilitas masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) akan naik sekitar 4% dibanding periode yang sama tahun lalu. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, mengatakan pihaknya bersama para pemangku kepentingan terus menyiapkan berbagai strategi untuk memastikan arus perjalanan berjalan lancar.
“Perjalanan masyarakat diprediksi meningkat hingga 4% dibanding tahun sebelumnya,” ujar Aan dalam keterangan resmi, Selasa (25/11/2025).
Mengacu pada data Badan Kebijakan Transportasi (BKT), pada Nataru 2024 tercatat 126 juta pergerakan masyarakat, baik antarprovinsi maupun dalam provinsi. Angka ini melampaui prediksi sebelumnya yang sebesar 107 juta perjalanan. Dengan estimasi kenaikan 4%, jumlah masyarakat yang bepergian tahun ini diproyeksikan mencapai sekitar 131 juta orang, atau bertambah 5,04 juta dibanding realisasi tahun lalu.
Aan menegaskan bahwa pengelolaan operasional Nataru tidak boleh diperlakukan sebagai rutinitas semata. Salah satu langkah utama yang sedang dimatangkan adalah pembatasan pergerakan angkutan barang dengan sumbu tiga ke atas melalui penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB).
“Ini bentuk kehadiran negara untuk memprioritaskan kepentingan masyarakat yang lebih besar,” tegasnya.
Pemerintah juga menyiapkan pengaturan khusus di sejumlah pelabuhan, terutama rute Ketapang–Gilimanuk yang menjadi salah satu titik paling krusial. Arus transportasi laut dan darat yang saling berkaitan menuntut koordinasi keselamatan yang ketat.
Untuk mengatur antrean kendaraan, pemerintah akan menerapkan sistem tunda (delaying system) dan buffer zone.
Arah Gilimanuk: Terminal Kargo Gilimanuk, UPPKB Cekik, rest area Rambut Siwi, dan rest area Pengeragoan.
Pelabuhan yang memiliki kapasitas terbatas berisiko memicu kemacetan jika tidak dilakukan rekayasa lalu lintas sejak jauh hari. Karena itu, pembagian jalur kendaraan akan diprioritaskan: sepeda motor, mobil pribadi, dan bus akan diarahkan ke jalur utama, sedangkan angkutan logistik menuju Ketapang akan dialihkan ke Dermaga Bulusan.
Untuk mengurai kepadatan arus di Bali, kendaraan barang dari dan menuju Lombok juga akan dialihkan melalui Pelabuhan Jangkar di Situbondo dan Pelabuhan Lembar.
Aan menambahkan, aspek keselamatan tetap menjadi prioritas utama, terutama dengan adanya peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem. BMKG memprediksi bibit siklon tropis di wilayah selatan yang berpotensi memicu hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di selatan Jawa hingga Bali.





