Oleh: Iman Zanatul Haeri
Channel9.id – Jakarta. Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan melibatkan flatform digital swasta. Setiap guru, siswa dan orang tua wajib mengisi “modul” dalam flatform tersebut. Sebagai syarat PTM.
Kira-kira tiap guru, siswa dan orang tua mengisi delapan modul. Satu modul berisi sekitar satu-dua video, infografis, pretest dan postes, masih tanya jawab berbentuk game. Bahkan salah satu modul mewajibkan melampirkan file “best practise” sebagai syarat kelulusan.
Agak krusial karena peserta wajib melampirkan nomor telepon yang hari ini merupakan jantung data pribadi kita.
Setelah berhasil melewati semua sesi modul, peserta mendapatkan sertifikat bertanda tangan Dindik DKI Jakarta dan logo flatform tersebut dipojok kanan.
Dalam keterangan dalam sertifikat tersebut, untuk guru yang menyelesaikan satu modul disebut melewati 32 jam pembelajaran, padahal saya sendiri menamatkan satu modul sambil goreng pisang tanpa gosong.
Model pelatihan yang mendapatkan sertifikat kilat semacam ini umumnya digemari oleh para guru untuk menunjang jumlah jam sertifikasi mereka.
Baca juga: Jokowi: Jika Sudah Divaksin, Segera PTM Terbatas
Padahal di satu sisi, guru sering dipersalahkan karena belajar tidak fokus pada kualitas materi ajar. Namun di sisi lain, manajemen pendidikan terkait guru justru didorong agar mereka menjadi “pengejar” jam kerja.
Pada akhirnya baik pelatihan itu sendiri tidak berkaitan langsung dengan kesiapan guru dalam PTM yang didalamnya adalah kemampuan Blended Learning. Semua berjalan sesuai tujuannya masing-masing, baik dinas yang tidak mau repot dan flatform digital yang berhasil sambil promosi dan menyedot data kita.
***
Ketika saya mencoba simulasi beberapa bulan silam, Blended Learning, terasa bahwa fasilitas teknologi penunjang sangat berpengaruh.
Misal, sinyal sekolah yang jelek dan speaker yang bermasalah membuat blended learning akan tamat riwayatnya. “The end”.
Meski dianggap sepele, speaker dan mic menjadi sangat krusial. Saya tidak tahu mengapa dalam persiapan PTM ini malah menjadi acara hajatan para guru, siswa dan orang tua untuk berwisata secara serempak pada satu aplikasi pembelajaran secara bersamaan.
Dari segi pertanyaan yang sangat psikologisentris, flatform tersebut sebenarnya mendapatkan banyak data penting soal ketertarikan guru, siswa dan orang tua mengenai tools-tools yang bisa dijual dalam dunia pendidikan (Jika anda orang marketing, anda pasti bisa menjelaskan situasi ini lebih panjang lebar).
Semua itu dilaksanakan dengan sukarela oleh guru, siswa dan orang tua karena menjadi aturan resmi Dindik DKI Jakarta.
Perusahaan digital, lagi-lagi menyedot data dunia pendidikan seperti menaruh sedotan dalam tulang sumsum kaki sapi. Sekali sedot langsung mendapatkan semuanya lancar, lembut dan tanpa hambatan.
Penulis Kepala Bidang Advokasi Guru P2G